Klikfranchise

Klikfranchise.com - Tempat


All Blogs

Posted by "Muhammad Rizki Achirlita"
Blog post
17 Jun'22

C-level Dalam Bisnis, Berapa …

Di dunia bisnis, khususnya bisnis di bidang teknologi atau start-up penggunaan istilah C-level atau C-suite semakin sering digunakan. Istilah tersebut berisi struktur jabatan di dalam organisasi perusahaan. C-level yang saat ini sering digunakan adalah CEO, COO, CFO, CMO, dan CTO. Selain C-level tersebut, masih banyak lagi C-level lainnya bergantung penggunaan istilah yang ada di masing-masing perusahaan, namun yang paling sering adalah kelima C tersebut. Apa itu C-level? Sederhananya C-level adalah istilah yang memiliki huruf “C” sebagai awalan kata dan berisikan kelompok jabatan tertinggi di dalam suatu perusahaan. Namun, C-level ini tetap ada yang memimpin, yaitu CEO. Mengetahui C-level yang memiliki peranan penting, kira-kira berapa sih gajinya? Berikut gaji C-level yang diambil dari situs karir terkemuka di dunia, yaitu Glassdoor. 1. CEO (Chief Executive Officer) CEO merupakan pemegang jabatan tertinggi di dalam suatu perusahaan. CEO berperan menjadi kepala direksi yang memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap suatu perusahaan. CEO ini bisa juga disejajarkan dengan direktur utama. Beberapa nama yang masih menjabat CEO saat ini adalah William Tanuwijaya (Tokped), Anderson Sumarli (Ajaib), Anthony Tan (Grab), dan masih banyak lagi contoh lainnya. Sedangkan untuk estimasi gajinya, CEO di Indonesia memiliki estimasi gaji sebesar 35 juta rupiah per bulan. Untuk rentang gajinya dari yang terendah sampai tertinggi, yaitu 15 juta – 1 miliar rupiah per bulan. 2. CTO (Chief Technology Officer) CTO merupakan pemegang jabatan tertinggi di bidang strategis teknologi dan informasi. CTO ini biasanya memimpin divisi-divisi yang ada di dalam perusahaan seperti produk, data, dan sebagainya. Untuk bisnis start-up, biasanya CTO adalah anggota tim awal yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan "produk".  Meskipun jabatan CTO hanya pada bidang yang berkaitan dengan teknologi dan informasi saja, namun CTO tetap dituntut untuk memiliki softskills pendukung lainnya seperti leadership, negosiasi, business domain, dan sebagainya. CTO memiliki estimasi gaji yang lebih besar dibanding CEO, yaitu sebesar 42 juta rupiah per bulan. Nilai kisaran gaji yang diberikan untuk CTO sebesar 21 juta – 300 juta rupiah per bulan. 3. COO (Chief Operational Officer) Sesuai namanya, COO adalah pemegang jabatan tertinggi dalam bidang operasional di suatu perusahaan. COO ini yang memastikan operasional perusahaan berjalan lancar setiap harinya, sekaligus pemberi keputusan pada hal-hal yang masih dalam sekup operasional. Dengan jabatan yang demikian, COO memiliki gaji sebesar 156 juta rupiah per bulan dengan rentang gaji sebesar 28 juta – 362 juta rupiah per bulan. 4. CFO (Chief Financial Officer) CFO adalah pemegang jabatan tertinggi dalam bidang finansial atau keuangan perusahaan dan membawahi beberapa divisi yang berkaitan dengan keuangan. CFO memiliki wewenang & tanggung jawab mengenai perencanaan keuangan sampai ke laporan keuangan perusahaan. Gaji yang diberikan untuk CFO sekitar 24 juta per bulan dengan rentang 9 juta – 101 juta rupiah per bulan. 5. CMO (Chief Marketing Officer) Marketing merupakan ujung tombak suatu perusahaan yang berperan memasarkan produk sehingga produk tersebut laku terjual. Nah, posisi keren yang memimpin semua aktivitas tersebut adalah CMO. Segala hal yang berkaitan dengan marketing, sales, sampai ke branding dikomandoi oleh CMO ini.  Karena perannya yang demikian itu, CMO memiliki gaji 214 juta per bulan dengan rentang 13 juta – 604 juta rupiah per bulan. Referensi Ekrut Glassdoor Glints

Read More (4214 views)
Blog post
13 Jun'22

Berapa Biaya Franchise Alfama…

Kalau diminta menyebutkan 3 minimarket yang ada di benak Anda, mungkin salah satunya akan keluar nama Alfamart. Alfamart telah menjelma menjadi minimarket favorit masyarakat Indonesia yang sudah memiliki banyak sekali cabang. Alfamart didirikan oleh Djoko Susanto pada tahun 1989 dan berada dibawah naungan PT Alfaria Trijaya, Tbk. Minimarket ini menjadi pesaing terberat Indomaret dan telah memiliki lebih dari 10.000 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan laporan dari Katadata, yang menyatakan Alfamart telah menduduki peringkat kedua dalam hal jumlah cabang. Meski telah memiliki begitu banyak cabang, hal tersebut tak membuat Alfamart puas. Alfamart terus menambah jumlah cabangnya termasuk ke mancanegara. Cabang pertamanya di mancanegara terdapat di Manila, Filipina pada tahun 2014. Sampai saat ini Alfamart telah memiliki ratusan cabang di mancanegara. Harga Franchise Alfamart Bersumber dari Waralaba Alfamart, setidaknya ada beberapa paket waralaba yang tersedia untuk calon investor yang hendak menjadi franchisee-nya.  Source: https://waralaba.alfamart.co.id/ Dari masing-masing keempat paket franchise diatas, di dalamnya sudah termasuk: Franchise Fee sebesar Rp45 juta untuk 5 tahun Biaya instalasi listrik Peralatan gerai dan air conditioner Cash register dan sistem informasi ritel Shop sign dan polesign Perizinan gerai Promosi dan persiapan pembukaan gerai Perlu Anda ketahui, bahwa biaya di atas belum termasuk ke dalam sewa lokasi. Yang mana sewa lokasi merupakan salah satu komponen biaya terbesar di dalam pembukaan bisnis. Anda bisa melakukan riset kecil-kecilan mengenai pasaran biaya sewa di tempat Anda. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan nilai yang paling mendekati.  Selain itu, ada baiknya untuk Anda menyiapan biaya modal kerja di luar total biaya awal tadi. Perbandingan Franchise Alfamart vs Indomaret Tidak lengkap rasanya jika mengetahui biaya franchise Alfamart, namun tidak mengetahui biaya kompetitornya. Berikut adalah beberapa perbandingan Alfamart dan Indomaret dari segi biaya. Perlu diingat kembali, bahwa biaya di atas belum termasuk sewa lokasi dan modal kerja awal. Jika ditambahkan sewa lokasi dan modal kerja awal sudah pasti lebih besar lagi. Dengan estimasi dana awal sebesar itu, bagaimana proyeksi keuntungannya? Sayangnya Alfamaret & Indomaret tidak merilis hal tersebut di laman resminya. Bagaimana Cara Memiliki Franchise Alfamart? Dilansir dari laman resmi franchise Alfamart, berikut 4 langkah yang dapat Anda lakukan untuk memiliki Alfamart. Usulan lokasi Anda bisa melakukan usulan pendaftaran lokasi Alfamart melalui laman www.alfamartku.com. Proposal & persetujuan Membuat proposal yang mencakup kajian potensi usulan lokasi, gambar kerja, RAB, dan proyeksi keuangan. Perjanjian waralaba Merupakan tahap di mana kedua belah pihak saling menyetujui hak & kewajiban masing-masing. Kedua belah pihak harus melakukan tanda tangan sebelum grand opening dan berbagai persiapan lainnya dilakukan. Grand opening Setelah terjadi penyetujuan perjanjian waralaba, maka Alfamart Anda sudah bisa diproses dan grand opening bisa segera dilakukan. Bagaimana? Apakah Anda tertarik menjadi bagian dari jaringan minimarket terbesar di Indonesia? Jika Anda tertarik, Anda bisa langsung mendaftarkan diri di sini dan menyiapkan ajuan lokasi Anda. Semoga berhasil!

Read More (778 views)
Blog post
09 Jun'22

“Flexing” Sebagai Strategi Ma…

Beberapa waktu lalu media dikejutkan dengan penangkapan beberapa “influencer” yang kerap kali melakukan flexing di media sosial. Para tersangka tersebut didakwa atas dugaan kasus penipuan berkedok investasi. Pada artikel kali ini, kita tidak akan membahas tentang pentingnya pengawasan diri agar tidak menjadi korban flexing. Namun dari sisi yang lain, yaitu flexing as a marketing strategy. Pertama-tama, perlu kita ketahui apa arti dari kata flexing. Sebenarnya flexing sendiri merupakan kosa kata yang sudah lama ada, yaitu sejak tahun 1990-an. Saat itu, flexing digunakan oleh masyarakat kulit hitam untuk “menunjukkan keberanian” atau “pamer”. Berlanjut ke saat ini, flexing menurut Merriam-Webster adalah menunjukkan sesuatu atau memamerkan sesuatu secara mencolok. Seiring berkembangnya media sosial, flexing menjadi kegiatan yang mudah dan sering kita lihat, sehingga hal tersebut tidak lagi “tabu”. Flexing di sini bisa memamerkan banyak hal, seperti kekayaan, pencapaian, kredibilitas, dan sebagainya.   Apakah flexing bisa menjadi strategi marketing? Terlepas dari tujuannya benar ataupun salah, flexing dapat digunakan sebagai strategi marketing. Hal ini juga diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi & Bisnis UI, Rhenald Kasali. Menurutnya, kasus First Travel yang heboh beberapa tahun lalu juga berhasil menipu customer-nya karena pemilik bisnis (pelaku) seringkali memarekan kekayaannya di media sosial. “Flexing itu ternyata marketing untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada customer. Akhirnya, customer percaya dan menaruh uangnya untuk ibadah umrah, walau akhirnya banyak yang tidak berangkat" jelas Rhenald Kasali. Selain itu, dari kasus penipuan berkedok investasi beberapa waktu lalu, kita juga sadari bahwa flexing memiliki impact yang signifikan. Bahkan salah seorang diantara pelaku tersebut mengakui, alasannya membuat konten flexing karena konten tersebut mendapat feedback yang sangat signifikan dari audiens. Followers-nya meningkat pesat dalam waktu singkat, sehingga namanya makin melejit yang mengundang brand berdatangan. Meski perlu diakui, feedback audiens-nya ada yang positif dan banyak pula yang negatif (memberi hujatan). Dari beberapa kasus tersebut kita belajar bahwa flexing dapat menjadi strategi yang tepat untuk bisnis tertentu. Karena dengan kegiatan flexing yang notabene “mencolok” dapat lebih kuat menarik perhatian audiens dan menyampaikan pesan. Namun perlu dipahami, jika ingin melakukan flexing untuk keperluan marketing harus tahu batas-batasnya, jangan sampai melakukan flexing dengan kebohongan. Referensi Merriam-Webster Tirto

Read More (659 views)
Blog post
30 Mei'22

Cara Daftar HKI Merek Secara …

Cara Daftar HKI - Salah satu syarat yang harus dipenuhi apabila hendak mewaralabakan bisnis adalah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang terdaftar atau minimal sedang dalam proses. Untuk itu dalam artikel kali ini, Klikfranchise akan membagikan kepada Anda bagaimana melakukan pendaftaran HKI merek secara mandiri. Langkah-Langkah Mendaftar HKI Registrasi akun dengan menekan tombol “Daftar” di laman https://merek.dgip.go.id/. Pada tahap ini, Anda dapat memilih Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pilihan “Jenis Pemohon”, kemudian sisanya dapat Anda isi sesuai data diri dan usaha Anda. “Aktivasi Akun” lewat email yang Anda daftarkan. Setelah “Login”, Anda akan sampai pada dashboard DGIP. Anda dapat memilih “Permohonan Online” yang dilanjutkan dengan memilih menu “Tambah” untuk melakukan permohonan online. Akan muncul pop-up yang menanyakan apakah Anda sudah memiliki Kode Biling atau belum. Anda dapat memilih “Belum” untuk mengisi kelas apa saja yang Anda daftarkan dan mengisi form di laman https://simpaki.dgip.go.id/. Apabila Anda telah selesai mengisi form tersebut, Anda akan mendapatkan Invoice Pembayaran yang harus langsung Anda bayar untuk melanjutkan pendaftaran ke tahap berikutnya. Sebagai informasi, jumlah biaya yang Anda bayarkan nantinya akan bergantung pada berapa banyak Jumlah Kelas yang Anda pilih. Dashboard Permohonan Online HKI Merek Tahap terakhir adalah tahap pengisian seperti pada gambar di atas. General: Berisi mengenai data pembayaran yang akan otomatis terisi jika kode billing Anda terverifikasi sudah melakukan pembayaran. Pemohon: Formulir pendaftaran yang berisi data diri & usaha. Kuasa: Berkaitan dengan pendaftaran melalui pihak lain (Notaris, Konsultan Merek, Dll). Anda bisa melewati tahap ini jika memang tidak memakai jasa pihak ketiga. Prioritas: Ini adalah kolom opsional, Anda bisa mengisinya bila pernah mendaftar merek ke luar negeri. Jika tidak, Anda bisa langsung lewati tahap ini. Merek: Berisi data mengenai merek Anda dan logo. Kelas: Berisi kelas yang Anda ajukan. Informasi mengenai kelas bisa dilihat di http://skm.dgip.go.id/. Lampiran: Berisi form yang meminta Anda untuk melampirkan dokumen pendukung dan ttd. Resume: Merupakan ringkasan dari semua tahap yang Anda isi sebelumnya. Submit Permohonan Online. Selain secara mandiri, anda juga bisa meminta bantuan pihak ketiga (third party) untuk melakukan pendaftaran HKI merek. Secara umum, kelemahan jika Anda memakai pihak ketiga adalah biaya yang lebih besar dari seharusnya, namun kelebihannya adalah Anda mendapatkan saran dari profesional supaya pengajuan Anda lancar dan tidak ditolak. Sekian, semoga berhasil dengan pengajuan merek Anda! 

Read More (729 views)
Blog post
23 Mei'22

4 Hidden Cost yang Calon Fran…

Aspek keuangan merupakan aspek yang sangat krusial dalam bisnis. Terbukti, permasalahan yang sering timbul dalam memulai dan mengembangkan bisnis seringkali adalah persoalan keuangan. Berkaitan dengan aspek keuangan, bagi Anda yang hendak membuka gerai waralaba atau kemitraan namun dengan budget yang minim, ada baiknya Anda membaca artikel ini sampai tuntas. Karena pada artikel ini akan membahas biaya-biaya “tersembunyi” apa saja yang akan muncul jika Anda menjadi franchisee. Tentu ketika ingin membuka gerai waralaba atau kemitraan ada biaya awal waralaba yang wajib kita bayarkan kepada franchisor. Namun tahukah Anda, selain biaya awal waralaba tersebut, masih ada lagi biaya-biaya yang harus anda siapkan. Antara lain: 1. Biaya Survei Lokasi Meski terdengar sepele dan tidak seberapa, biaya survei lokasi berpotensi menjadi batu sandungan menuju gerai pertama Anda. Karena di dalam komponen biaya ini Anda mungkin tidak cukup sekali-dua kali mengamati lokasi Anda. Selain itu menurut Guidant Financial, di sana juga ada biaya perjalanan untuk mendatangi kantor pusat/perwakilan merek yang hendak Anda beli. Biaya ini akan cukup memberatkan apabila kantor tersebut memang jauh dari lokasi Anda dan tidak menerima kesepakatan secara online. Jadi, bagi Anda yang memang memiliki budget relatif terbatas, biaya-biaya tersebut tentu harus Anda masukkan ke dalam list komponen biaya. 2. Biaya Distribusi Biaya ini berkaitan dengan pengiriman dan penyimpanan barang. Biasanya yang paling merasakan dampak dari biaya ini adalah franchisee yang bergerak di bidang makanan dan minuman (f&b), karena bisnis f&b bergantung dengan masa pakai bahan baku. Biaya pengiriman akan semakin “terasa” apabila jarak lokasi supply bahan bakunya berjauhan dengan lokasi gerai Anda, karena di sana ada biaya pengiriman yang tidak sedikit dan akan terus terjadi selama Anda menjadi franchisee. Selain biaya pengiriman, akan ada juga biaya maintenance bahan bakunya, seperti biaya listrik yang digunakan, dan pembelian peralatan pendukung (seperti kulkas, dll). Apabila biaya-biaya tersebut berkaitan langsung dengan jumlah produksi Anda, maka Anda perlu memasukkannya ke dalam komponen HPP (Misal: bahan baku Tahu untuk bisnis Tahu Crispy). 3. Biaya Rekrutmen dan Pelatihan Kita semua tahu bahwa keunggulan dari bisnis franchise adalah bisnisnya dapat diduplikat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menduplikasi bisnis franchisor adalah menurunkan keterampilannya kepada franchisee lewat rekrutmen dan training yang disediakan. Pada segmen ini, Anda perlu perhatikan pada saat kesepakatan awal, apakah biaya rekrutmen dan training sudah include ke dalam biaya awal waralaba? Jika memang belum, maka Anda perlu memasukkan komponen ini ke dalam komponen biaya Anda. Lebih dari itu, apakah bentuk pelatihannya berkelanjutan? Jika memang iya, Anda perlu memasukkannya lagi ke dalam komponen biaya Anda. 4. Biaya Kunjungan Audit Ini merupakan biaya yang opsional, bergantung pada bagaimana kebijakan franchisor Anda nantinya. Jika dibebankan kepada franchisee, berarti Anda wajib mempersiapkannya. Oleh karena itu, mengamati tiap butir perjanjian waralaba menjadi hal yang sangat penting supaya Anda bisa melakukan kalkulasi yang akurat. Namun bila gerai yang ingin Anda beli masih di tahap usaha kemitraan gerobakan atau kontainer yang berada disamping minimarket, Anda mungkin belum membutuhkannnya. Tetapi jika gerai yang ingin Anda buka sudah di tahap lanjut yang notabene lebih besar dan keuangannya sudah tidak bisa dikelola secara tradisional, Anda perlu menyiapkan budgeting untuk biaya tim accountant & audit.

Read More (568 views)
Blog post
28 Apr'22

5 Langkah Mudah Menjadi Franc…

Ingin punya bisnis tapi belum memiliki pengalaman? Anda bisa memilih franchise sebagai alternatifnya. Model bisnis ini cocok bagi Anda yang belum memiliki pengalaman karena dapat memperkecil tingkat risiko. Mengapa tingkat risikonya lebih kecil? Karena model bisnis franchise memungkinkan Anda menjalankan bisnis milik pihak lain yang sudah berhasil berikut dengan merek dan sistemnya. Selain itu, franchisor (pemilik merek) juga akan memberi support dan pelatihan kepada franchisee (pihak lain yang menggunakan merek franchisor). Jadi, jika anda adalah seorang: Yang ingin berbisnis namun belum mempunyai pengalaman Karyawan yang ingin memiliki pendapatan sampingan Calon pensiunan yang ingin memiliki pendapatan tambahan di masa pensiun Maka Anda wajib mengikuti terus artikel kali ini untuk mengetahui bagaimana caranya menjadi franchisee. #1 Cari Peluang Franchise/Kemitraan yang Anda Minati Salah satu miskonsepsi terbesar tentang industri franchise adalah banyak yang mengira industri ini hanya berisi makanan & minuman. Nyatanya hal tersebut keliru karena di Direktori Franchise, Anda bisa menemukan 2000+ penawaran franchise & kemitraan dari berbagai sektor, mulai dari makanan & minuman, retail, laundry, beauty & healthy, ekspedisi, bahkan sampai pendidikan. Usahakan memilih bisnis franchise yang memang Anda minati dan ketahui basic knowledge-nya. Sehingga anda tidak terlalu buntu dan memiliki landscape besarnya yang akan membantu beradaptasi lebih cepat. Anda bisa mendapatkan informasi mengenai penawaran franchise & kemitraan dari berbagai platform di internet, salah satunya Klikfranchise. Di sini anda akan menemukan beragam penawaran franchise/kemitraan beserta data hak kekayaan intelektual, biaya, sampai kontak personnya, lho! #2 Screening Franchise Sesuai Budget Setelah menemukan beberapa franchise yang anda minati dari segi produk dan bidang usahanya. Maka tahap berikutnya, yaitu sesuaikan dengan budget Anda. Sebagai calon franchisee, yang harus anda persiapkan tidak hanya modal untuk membeli franchise, tetapi ada beberapa komponen biaya lainnya. Antara lain: Biaya sewa lokasi di tempat yang sudah ditetapkan Modal operasional, paling tidak harus mencukupi untuk membiayai 3 bulan operasional bisnis Dana darurat bisnis paling tidak untuk meng-cover tiga kali biaya operasional #3 Screening Proyeksi Keuangan Franchisor Langkah ketiga ini menjadi isu yang penting karena berkaitan dengan masa depan gerai franchise Anda. Seringkali ditemui penawaran kemitraan yang berusaha mengecilkan biaya awal supaya bisa menjangkau calon konsumennya. Selain itu, proyeksi penjualannya juga sering ditemui tidak masuk akal dan cenderung sulit dicapai. Lebih parahnya lagi, ada bisnis yang baru beroperasi beberapa bulan namun langsung menawarkan peluang usaha kemitraan kepada pihak lain. Alangkah baiknya anda memeriksa kembali proyeksi keuangan franchisor tersebut. Anda bisa membaca artikel sebelumnya untuk mengetahui cara sederhana kroscek proyeksi keuangan franchisor ataupun menggunakan fitur Kalkulator Franchise untuk mendapat gambaran proyeksi keuangan dengan lebih obyektif. Dari sana Anda dapat memutuskan apakah proyeksi keuangan tersebut wajar & achievable atau justru menyesatkan. #4 Pelajari Perjanjian Waralaba Tahap ini cukup penting sebelum Anda mulai “mengeksekusi” bisnis franchise. Pastikan sebelum menandatangani perjanjian waralaba, anda telah membaca dan mempelajarinya dengan seksama, sehingga di masa yang akan datang tidak ada miss pada detail yang penting. Mengapa perjanjian waralaba penting? Karena perjanjian waralaba sendiri berisi tentang kesepakatan hak & kewajiban kedua belah pihak, yaitu franchisor dan franchisee dalam masa waktu tertentu. Oleh karena itu, kedua belah pihak wajib memiliki pemahaman yang sama supaya tidak ada konflik nantinya. Mengutip Majalah Franchise, hal-hal yang termuat dalam perjanjian waralaba antara lain: Jangka waktu Teritorial Hak & kewajiban Hak kekayaan intelektual Biaya-biaya Dukungan dari franchisor Batasan-batasan (Do & Don’t) Exit strategy #5 Jalankan Bisnis & Evaluasi Setelah semua sudah dilakukan, saatnya  menunggu franchisor melakukan set-up di gerai Anda dan bisnis siap beroperasi! Saatnya Anda mulai berbisnis, jalankan SOP dari franchisor dan jangan menyimpang. Penting untuk melakukan evaluasi berkala supaya bisnis franchise anda mengalam progres positif. Anda juga dapat menerapkan prinsip pareto dan filosofi kaizen supaya perkembangan yang berkelanjutan bisa terjadi di bisnis franchise anda. Walaupun nantinya bukan anda yang terjun langsung ke bisnis, tetapi tak ada salahnya mengikuti pelatihan yang diberikan oleh franchisor. Hal tersebut dimaksudkan supaya Anda mengetahui sampai ke hal detail di gerai Anda. Bukankah keputusan yang baik datang dari informasi yang tidak setengah-setengah? Perlu menjadi perhatian, menjalankan bisnis franchise tidak semata-mata menghilangkan keseluruhan risiko. Itu karena bisnis franchise hanya akan meminimalkan risiko yang ada, tidak menghilangkan. Semoga bermanfaat dan sukses di gerai pertama Anda!

Read More (649 views)
Blog post
18 Apr'22

Apa itu Master Franchise?

Pernahkah anda terpikir bagaimana perusahaan sebesar dan sejauh McDonald’s, KFC, 7-Eleven, Burger King, dan Starbucks yang berasal dari AS mengelola keseluruhan gerainya? Padahal letaknya sangat jauh & jumlahnya amat banyak. Well, salah satu jawabannya adalah master franchise. “Master franchise adalah pihak yang menjadi perpanjangan tangan franchisor dalam menawarkan dan/atau menjalankan merek franchise di wilayah tertentu.” Anda dapat menganggap master franchise adalah “franchisor-nya” wilayah tertentu atau mini franchisor. Hal itu karena, franchisor memberikan hak & kewajiban “khusus” kepada master franchise untuk menjadi cloning-an mereka. Hak & Kewajiban Master Franchise Master franchise berkewajiban menjalankan system & operational franchise seperti franchisor, meliputi recruiting franchisee, memberi support & pelatihan, mengkoordinir kegiatan marketing, dan sebagainya. Sebagai gantinya, master franchise berhak mendapatkan biaya-biaya yang seharusnya franchisee berikan ke franchisor seperti franchise fee, management fee/royalty fee/marketing fee, bahkan merchandising fee. Selain franchisor diuntungkan karena sudah punya cloning-an dirinya di tempat yang sulit dijangkau dan sudah pasti meringankan pekerjaannya, franchisor juga berhak mendapat master franchise fee sesuai kesepakatan. Karena kewajiban master franchise yang berat dan hampir sama dengan franchisor, maka franchisor harus benar-benar jeli dan teliti dalam memilih siapa master franchise-nya. Karena berbeda dengan memilih franchisee yang masih diperkenankan untuk pebisnis pemula, memilih master franchise haruslah mereka yang sudah berpengelaman dan kompeten. Jangan sampai franchisor memilih pihak yang hanya mengejar keuntungan saja dan tidak kompeten, hal tersebut tentu membahayakan perkembangan merek. Master Franchise vs Area Deevelopment Dalam pelaksanaannya, franchisor dapat memilih pengembangan merek di lokasi yang jauh dengan master franchise ataupun strategi area development. Pembeda utama diantara keduanya adalah subfranchising dan biaya. Subfranchising diketahui adalah hak yang dimiliki master franchise untuk dapat menawarkan peluang franchise kepada masyarakat umum. Jika tidak menawarkan peluang franchise kepada masyarakat umum dapat kita sebut strategi area development. Sementara itu, area development adalah strategi pengembangan franchise di mana adanya perjanjian kerja sama untuk memiliki lebih dari satu unit franchise (multi-unit franchise) antara franchisor dengan mitra di suatu wilayah (area developer). Hal ini adalah yang dilakukan oleh PT Rekso Nasional Food sebagai pemegang jaringan McDonald’s di Indonesia. Selain persoalan hak subfranchising, perbedaan master franchise dan area development juga terletak pada struktur biaya. Area development diketahui memiliki struktur biaya yang lebih “ramping” karena laba usaha hanya dibagi ke dua pihak, yaitu franchisor dan area developer. Sementara master franchise dibagi ke tiga pihak, yaitu franchisor, master franchise, dan subfranchisee (franchisee dari master franchise). Mengapa Perlu Strategi Master Franchise dan Area development? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya jarak yang jauh, jumlah gerai, budaya yang tentunya memengaruhi “taste”, regulasi, bahasa, mata uang, sampai zona waktu turut menjadi pertimbangan penting dalam memilih strategi ini. Selain itu, bagaimanapun juga pengembangan franchise harus diperkuat dengan pemahaman “lokal” yang kuat, sehingga merek dapat beradaptasi dengan baik. Seperti contoh McDonald’s Indonesia berinovasi dengan membuat menu nasi dan fried chicken yang sebelumnya tidak ada di McDonald’s asalnya. Referensi Finansialku Franchise Info Majalah Franchise

Read More (1132 views)
Blog post
07 Apr'22

5 Manfaat Quality Control

Dalam bahasa Indonesia Quality Control (QC) dikenal dengan sebutan kendali mutu. QC merupakan gabungan antara dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu quality dan control. Dikutip dari Investopedia, Quality Control adalah suatu cara yang dilakukan supaya kualitas produk dapat dipertahankan atau ditingkatkan. QC sering digunakan dalam dunia bisnis. Umumnya, perusahaan atau usaha yang sudah “mapan” cenderung menerapkan QC dengan standar yang lebih tinggi dan ketat terhadap produknya. Dalam dunia otomotif, QC perlu dilakukan untuk menjaga kualitas spare part yang dihasilkan agar berfungsi sesuai dengan kualitas yang ditentukan dan presisi. Dalam bisnis resto, penerapan QC untuk memastikan rasa makanan tetap sama atau tidak menurun. Sementara untuk franchise, QC sering disandingkan dengan SOP yang ditetapkan franchisor supaya pelayanan dan kualitas produk dari masing-masing gerai yang satu dengan yang lainnya sama. Manfaat Menerapkan QC QC menjadi sedemikian penting untuk menjaga kualitas produk. Pertanyaan selanjutnya adalah manfaat apa saja yang didapatkan apabila menerapkan QC dengan baik? Dilansir dari Hkqcc, beberapa manfaat menerapkan QC antara lain: Kepuasan Konsumen Seperti pepatah mengatakan, “pembeli adalah raja.” Apabila usaha Anda menerapkan QC dengan baik, maka konsumen akan diuntungkan dan hal tersebut dapat membuat mereka lebih loyal. Meningkatkan Nama Baik Konsumen yang selalu puas dengan produk atau pelayanan akan memiliki penilaian yang positif terhadap usaha Anda. Lambat laun, nama baik Anda akan meningkat dan itu adalah hal yang sangat berharga. Dalam ilmu akuntansi, nama baik masuk menjadi intangible asset usaha. Menurunkan Biaya Produksi Penerapan QC juga dapat menurunkan biaya produksi, karena Anda yang mendefinisikan sendiri kualitas seperti apa yang hendak dijadikan kualitas produk. Karena proses produksi yang sudah terstandarisasi akan menghasilkan biaya yang lebih efisien dan minim pemborosan. Pemanfaatan Sumber Daya Karena telah melakukan pengujian dan standarisasi mutu. Maka, dengan menerapkan QC dapat memastikan bahwa alokasi sumber daya yang digunakan telah maksimal. Mempertemukan dengan Konsumen yang Tepat QC dapat membuat konsumen yang memiliki “standar” tertentu bertemu dengan produk Anda. Konsumen yang seperti ini biasanya akan berpotensi menjadi konsumen yang loyal.

Read More (637 views)
Blog post
24 Mar'22

4 Hal Mendasar dalam Influenc…

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, influencer marketing adalah salah satu strategi pemasaran yang menggunakan jasa influencer. Di dalam influencer sendiri, terbagi dari nano sampai mega influencer, bergantung pada seberapa besar pengaruh dan jumlah followers-nya. Artikel ini akan fokus membahas 4 hal mendasar dalam menerapkan strategi tersebut agar efektif. 1. Influencer yang Sesuai Dengan Target Market Mengutip Econsultancy, 73% menyatakan bahwa bagian tersulit dari influencer marketing adalah memilih influencer yang tepat. Memilih influencer sama dengan memilih representasi dari produk Anda, yang akan menjadi perpanjangan tangan. Anda dapat melakukan riset sebelumnya, pastikan untuk memilih influencer yang sesuai dengan target market. Tidak mungkin melakukan promosi makanan cepat saji yang cenderung tinggi kalori menggunakan influencer yang fokus pada healthy life style. Jangan hanya berfokus pada jumlah followers, fokus juga pada relevansi influencer dengan bidang bisnis Anda. Bahkan, 72% menyatakan relevansi lebih penting dibanding jangkauan. 2. Jangan Anggap Remeh Micro Influencer Banyak yang berpikir bekerja sama dengan influencer yang memiliki “nama besar” adalah jalan terbaik. Hal tersebut tidak selamanya benar, terkadang bekerja sama dengan micro influencer juga dapat memberi dampak yang lebih signifikan. Penelitian yang dilakukan MYSOCIAL, terhadap 1 juta influencer menunjukan, engagement rate influencer dengan followers <100 ribu lebih besar hingga lima kali dibanding influencer dengan >100 ribu followers. Dari hasil yang demikian, Anda bisa mengefektifkan strategi dengan memilih beberapa influencer yang potensial dibanding hanya satu influencer besar saja. 3. Konsultasi Dengan Influencer Langsung Melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan influencer yang bersangkutan bukanlah pilihan yang buruk. Karena bagaimanapun juga, yang lebih mengetahui karakteristik followers-nya dengan lebih detail adalah influencer itu sendiri. Dengan melakukan konsultasi dan mendiskusikan ide akan berpeluang menghasilkan “jalan ketiga” yang mungkin jauh lebih efektif. 4. Evaluasi Hasil Evaluasi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana progres yang telah dicapai. Dengan melakukan evaluasi dapat memperjelas tipe influencer mana yang cocok untuk bisnis Anda kedepannya. Mengutip GLINTS, evaluasi dapat dilakukan dengan memantau pertambahan followers, kenaikan visitor (pengunjung) dalam website ataupun langsung, penjualan, serta engagement dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. Referensi ECONSULTANCY GLINTS MYSOCIAL

Read More (629 views)
Blog post
21 Mar'22

Memahami Marketing Funnel Kur…

Marketing Funnel - Apakah penjualan yang selama ini terjadi di dalam bisnis adalah sebuah kejadian random yang berulang? Atau mereka memiliki pola? Bisakah kita memahaminya sebagai suatu kejadian yang direncanakan? Well, jika Anda memiliki pertanyaan tersebut, maka Anda perlu berkenalan dengan istilah marketing funnel! Menurut Neil Patel, marketing funnel adalah sebuah representasi visual dari langkah-langkah yang dilalui pengunjung dari pertama hingga terjadinya konversi. Hal tersebut berarti marketing funnel merupakan term yang digunakan untuk menggambarkan perjalanan pelanggan (customer journey) dari sebelum mengenal merek sampai ke tahap pembelian atau lebih. Marketing funnel ini terbagi ke beberapa tahapan. Di mana masing-masing tahap diharapkan akan menuntun customer untuk dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yang semakin berlanjutnya tahapan tersebut membuat leads-nya semakin sedikit. Hal inilah yang membuat visualisasi marketing funnel tampak seperti corong. Umumnya marketing funnel tiap bisnis berbeda, karena profil market dan produknya pun berbeda. Oleh karena marketing funnel yang berbeda, penggunaan istilahnya pun juga berbeda-beda. Dari yang masih umum sampai mendetail. Contoh di atas adalah simulasi marketing funnel yang masih umum, Anda dapat merincikannya lagi supaya semakin jelas dalam memahami pelanggan dan memaksimalkan tiap bagiannya. Mari kita simulasikan contoh di atas. Katakanlah ada pemilik resto ayam goreng yang melakukan campaign di Instagram. Dari campaign tersebut, ada 1000 akun yang melihat iklannya, dengan 150 diantaranya tertarik dan menjadi visitor akun. Dari 150 akun yang “mampir” dan memutuskan untuk melihat-lihat, 75 diantaranya menginginkan namun belum membeli dengan alasan yang belum diketahui. Pada akhirnya, hanya 25 diantaranya melakukan pembelian dengan menekan link yang menuju aplikasi food delivery. Tanpa disangka, 20 diantaranya ternyata sangat menyukai! Sehingga beberapa hari kemudian mereka melakukan pembelian lagi. Kurang lebih seperti itulah marketing funnel, memahami calon pembeli dari yang tidak mengenal sampai melakukan pembelian. Tentu masih banyak lagi media promosi lainnya, tidak harus dengan Instagram. Menanyakan pertanyaan yang tepat adalah 50% dari penyelesaian masalah, rasanya ungkapan tersebut cocok sekali dalam pembahasan kali ini. Untuk dapat memaksimalkan kinerja marketing bisnis, masing-masing tahapan di atas dapat ditelusuri lebih lanjut. Mengapa dari 1000 calon customer yang melihat iklan, hanya 150 yang menjadi visitor? Apa yang membuat pengunjung tidak melanjutkan ke tahap berikutnya? Mengapa pengunjung yang sudah melihat-lihat tidak melakukan pembelian? Bagaimana karakteristik pengunjung yang akan menjadi pembeli? Mengapa pengunjung yang sudah membeli tidak melakukan repeat order (retention)? Dsb Selain itu, supaya marketing funnel berjalan maksimal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dioptimasi agar memiliki konversi yang besar. Beberapa diantaranya dengan melakukan optimasi ads, desain/tampilan, copywriting, promo produk, dan sebagainya.

Read More (652 views)
Blog post
14 Mar'22

Mengenal Strategi Influencer …

Influencer Marketing - Setiap hari kita melihat fenomena seseorang yang melakukan ulasan terhadap makanan & resto, endorse suatu produk, traveling ke banyak obyek wisata, sampai menjadi brand ambassador suatu merek. Fenomena tersebut adalah aktivitas marketing yang diberi nama influencer marketing. Influencer marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan jasa influencer. Influencer sendiri artinya seseorang yang memiliki "influence" atau pengaruh cukup besar dan memiliki jumlah followers yang banyak di media sosial. Pada awalnya, influencer hanya berasal dari public figure, blogger, ataupun youtuber. Seiring perkembangannnya, "orang biasa" yang memiliki fokus pada suatu bidang dan memiliki banyak followers sudah dapat dikatakan sebagai influencer. Mengutip Glints, yang menjadi kekuatan utama seorang influencer adalah kemampuannya dalam meng-influence. Oleh sebab itu, banyak pemilik merek yang melihat keunggulan tersebut dan mengajak bekerja sama dengan influencer yang ada. Di industri waralaba & kemitraan, pelaku bisnis dapat menggunakan strategi ini untuk memasarkan mereknya. Tak jarang, dari kalangan influencer juga turut meramaikan dengan memiliki bisnisnya ataupun menjadi brand ambassador merek yang bersangkutan. J&T Express, Burger Bross, Geprek Bensu, Ngikan dan sebagainya adalah contoh-contoh bisnis yang terdapat campur tangan influencer di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis untuk dapat memahami strategi influencer marketing. Memperbesar Pasar            Keunggulan ini erat kaitannya dengan jumlah followers dari influencer. Misalnya, Anda menggunakan jasa influencer untuk review makanan. Semakin banyaknya jumlah followers dari influencer akan meningkatkan peluang makanan Anda dilihat oleh calon konsumen. Katakanlah akun media sosial bisnis Anda memiliki 3000 followers. Dengan menggunakan jasa influencer yang memiliki 200 ribu follower, maka bisnis Anda akan mengalami peningkatan visibility. Membangun Kepercayaan Biasanya orang-orang mengikuti influencer di media sosial karena memiliki ketertarikan pada minat yang sama, bahkan ada yang cenderung menjadikannya ‘idola’. Hal ini dapat menjadi keuntungan apabila merek bekerja sama dengan influencer tersebut. Karena, peluang merek mendapat kepercayaan akan meningkat sebab dipromosikan oleh idolanya. Beberapa waktu lalu ada merek bisnis minuman yang bahkan produknya belum rilis, tetapi akun resmi instagramnya sudah memiliki ratusan ribu followers. Hal itu dapat terjadi karena bisnis tersebut adalah milik salah seorang influencer. Fenomena ini menjelaskan kepada kita, bahwa influencer sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan target market. Mencapai Target Audiens Tepat Sasaran Umumnya influencer datang dengan bidang dan ciri khas tersendiri. Hal tersebut bisa dimanfaatkan pemilik bisnis untuk menyesuaikan dengan spesifik audiens seperti apa yang cocok dengan bisnisnya. Misal, seorang pebisnis dalam bidang kuliner kekinian dapat menggunakan jasa influencer yang sering melakukan review makanan kekinian (food blogger). Meningkatkan Brand Awareness Bekerja sama dengan influencer dapat meningkatkan brand awareness produk lebih cepat. Seperti yang sudah disinggung pada poin pertama, jumlah followers di media sosial tersebut dapat menjadi “batu loncatan” agar produk Anda lebih banyak dilihat untuk kemudian dikenali. Biaya yang Lebih Terjangkau Dibandingkan dengan medium iklan melalui TV ataupun papan baliho, menggunakan influencer relatif jauh lebih terjangkau. Biasanya masing-masing influencer mempunyai biaya yang berbeda-beda, mulai dari yang gratis (hanya memberi produk saja) sampai ke influencer “papan atas” dengan biaya yang besar. Hal ini memberi pilihan bagi Anda untuk dapat menyesuaikan influencer yang sesuai dengan budget marketing yang ada. Apakah Anda tertarik menerapkan influencer marketing? Referensi GLINTS REDCOMM TOKOPEDIA __________________________________________________________________________________________ Baca seputar pengembangan bisnis lainya, di sini!

Read More (726 views)
Blog post
07 Mar'22

4 Sumber Passive Income di Pa…

Pernah membayangkan Anda tidak melakukan apapun namun mendapat pemasukan? Pemasukan itulah yang dinamakan passive income! Setidaknya, terdapat dua jenis income dilihat dari bagaimana memperolehnya, yaitu active income dan passive income. Active income mengacu pada pendapatan yang diterima karena Anda terlibat aktif di suatu aktivitas sehingga mendapat balas jasa. Gaji, keuntungan usaha, komisi penjualan, dan tip adalah contoh paling mudah untuk menggambarkan active income. Sementara itu, passive income adalah pendapatan yang bisa Anda dapatkan tanpa harus terlibat aktif seperti active income. Passive income biasanya berasal dari investasi yang menghasilkan return. Passive income ini erat kaitannya dengan financial freedom, karena memiliki passive income adalah tahapan yang harus dilewati sebelum mencapai financial freedom. Pada artikel kali ini akan fokus membahas instrumen yang bisa memberikan passive income dari pasar keuangan. Apa saja itu? Simak selengkapnya! Deposito Deposito memungkinkan kita untuk menyimpan uang di bank dan menahannya sampai jangka waktu yang telah ditentukan. Dari hasil kita menahan uang tersebutlah bank dapat “memutarkannya” dengan memberi pinjaman kepada pihak lain yang membutuhkan. Kita sebagai seseorang yang menahan uang di bank tersebut akan mendapat balas jasa berupa bunga deposito yang besarannya berbeda-beda di tiap bank. Berinvestasi di deposito tergolong aman, karena kemungkinan gagal bayarnya kecil sekali. Mungkin hanya jika bank tempat kita menaruh deposito bangkrut, barulah deposito kita benar-benar akan hilang. Sebenarnya tidak benar-benar hilang, karena ada peranan LPS. Risiko tersebut juga dapat diminimalisir dengan menaruh uang untuk deposito hanya di bank-bank “raksasa” yang kemungkinan bangkrutnya kecil. Pada saat artikel ini ditulis, besaran suku bunga deposito bank di Indonesia berada di rentang 1 – 8%  per tahun. Reksadana Reksadana merupakan “wadah” yang dibuat oleh manajer investasi untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan, seperti deposito, saham, dll. Manajer investasi yang mengelola dana masyarakat tadi adalah badan hukum dan wajib mendaftarkan dirinya ke OJK agar dapat diawasi.  Profil risiko di reksadana juga beragam, mulai dari yang kecil hingga besar dan bergantung pada jenis reksadana apa yang dipilih. Jadi, risiko tersebut dapat dipilih sesuai jenisnya: Reksadana Pasar Uang (RDPU), Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT), Reksadana Saham, dan Reksadana Campuran. Return yang bisa didapatkan dari reksadana ini beragam namun lebih tinggi sedikit dibanding deposito. Obligasi Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan penerbit obligasi, baik pemerintah ataupun swasta kepada pemegang obligasi. Obligasi dianggap salah satu instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah (1 – 5 tahun), karena memang jangka waktu obligasi tidak ada yang pendek (<1 tahun), meski ada pula jenis obligasi yang dapat diperdagangkan (tradable). Perlu diketahui, ada return fixed rate dan floating with floor di dalam obligasi. Fixed rate berarti kupon bulanan yang dijanjikan tetap, seperti ORI021. Sementara floating with floor berarti kupon yang dibagikan berubah-ubah namun tetap memiliki batas bawah. Contoh obligasi yang kuponnya floating with floor ini adalah SBR010. Berinvestasi di obligasi terbilang low risk (risiko rendah), terlebih jika obligasi yang dibeli adalah obligasi pemerintah. Keuntungan yang didapat dari obligasi bernama kupon, yang dapat diterima tiap bulan oleh pemegang obligasi. Kisaran return obligasi, yaitu setara atau di atas deposito, bergantung jenis obligasi yang dipilih. Saham Diantara semua instrumen investasi yang disebutkan di artikel ini, saham adalah salah satu yang paling high risk high return. Saham merupakan surat yang menjadi bukti kepemilikan suatu perusahaan. Di Indonesia, saham diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh para investor. Perusahaan yang dapat memperjual-belikan sahamnya di BEI adalah perusahaan terbuka (go-public). Sebagai informasi, perusahaan terbuka ditandai dengan tulisan “Tbk.” dibelakang namanya. Keuntungan saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain didapat dari selisih harga beli dengan harga jual. Sementara itu, dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor yang umumnya dibagikan setahun 0 – 2 kali dengan besaran 0 – 10%. Terima kasih telah menyimak sampai akhir! Terdapat satu kutipan yang sangat cocok untuk menggambarkan betapa pentingnya memiliki passive income. “If you don’t find a way to make money while you sleep, you will work until die.” – Warren Buffet, Oracle of Omaha

Read More (653 views)
Blog post
24 Feb'22

Cara Mudah Memeriksa Proyeksi…

Seringkali kita melihat penawaran waralaba dan kemitraan dengan proyeksi keuangan yang “mencengangkan”. Misalnya bisnis kuliner yang menjanjikan balik modal hanya dalam waktu 3 bulan saja. Tentu kita yang masih awam dengan bisnisnya bertanya-tanya, apakah proyeksi tersebut nyata? Lalu, bagaimana memastikan proyeksi keuangan tersebut benar atau salah? Dengan kata lain, kita ingin membuktikan realistis atau tidaknya proyeksi keuangan tersebut. Salah satu cara praktis yang bisa dilakukan adalah dengan mendiskusikan langsung ke ahlinya, yaitu konsultan bisnis dan waralaba. Namun tidak semua orang memiliki “akses” kesana karena beberapa alasan, bisa jadi karena dana, koneksi, dsb. Oleh karena itu, Klikfranchise merangkum beberapa hal berikut yang bisa Anda gunakan setidaknya sebagai “filter awal” dalam menyeleksi bisnis yang Anda minati. # Periksa “Definisi” Balik Modalnya Biasanya kekeliruan ini terjadi pada “franchisor” yang menghitung balik modal menggunakan akumulasi nilai pendapatan, bukan dari akumulasi laba usaha. Dalam pengelolaan bisnis, menghitung balik modal bukanlah dari pendapatan karena masih “bruto” (belum menghitung pengeluaran operasional, dll). Perhitungan balik modal yang tepat adalah menggunakan akumulasi laba usaha. Sehingga operasional bisnis tidak akan terganggu jika uang modal awalnya diambil. Umumnya franchisor yang keliru ini adalah pelaku bisnis kemitraan dan paket usaha, bukan franchisor sungguhan. # Gunakan Logika Sederhana Cari tahu lebih jauh bisnsinya, kapan pertama kali bisnis tersebut berdiri. Jika proyeksi keuangan mereka menjanjikan balik modal dalam waktu 3 bulan, logika sederhana akan bilang: “Bisnis tersebut sudah berdiri sekian tahun. Jika 3 bulan sudah bisa balik modal, pasti mereka bisa buka cabang sendiri dan boleh jadi cabangnya sudah banyak.” Bila nyatanya bisnis tersebut sudah lama dan jumlah cabangnya belum banyak (jika dibandingkan balik modal yang hanya 3 bulan). Maka, Anda sudah tahu harus percaya atau meragukannya. # Apakah Penjualannya Masuk Akal? Lebih lanjut, Anda bisa melihat berapa jumlah penjualan yang ditargetkan. Berdasarkan pengalaman penulis, ada kemitraan yang mematok jumlah penjualan masih “tidak masuk akal”. Sebut saja bisnisnya adalah minuman Thai Tea kekinian. Ia membuat proyeksi penjualan 5000 cup dalam waktu satu bulan, yang berarti sekitar 166-167 cup dalam satu hari. Walaupun terdengar masih masuk akal, tetapi penulis memilih untuk meragukannya. Penulis tidak yakin penjualan sebanyak itu akan bisa achieve. Boleh jadi memang achieve, tetapi mungkin tidak di semua gerai. Potensi achieve-nya kecil, hanya di gerai-gerai unggulan saja. # Bagaimana Jika Informasi Balik Modal Tidak Diinformasikan? Kebalikannya, jika informasi berapa lama balik modalnya justru tidak diinformasikan. Anda dapat menggunakan Kalkulator Franchise. Fitur inovatif ini dibuat oleh Klikfranchise untuk mempermudah Anda dan calon franchisee lainnya untuk mengetahui kapan waktu balik modal suatu penawaran bisnis. Keempat cara diatas akan berguna untuk filter awal Anda bila mendapat informasi mengenai waralaba dan kemitraan tertentu. Ada satu ungkapan yang cocok dalam bahasan kali ini:  “If it too good to be true, it is too good to be true” Meski ungkapan tersebut tidak selamanya benar. Tetapi, jika memang sesuatu itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka waktunya anda menjadi konservatif!

Read More (713 views)
Blog post
21 Feb'22

4 Hal yang Sebaiknya Jangan D…

Dalam artikel kali ini, akan membahas hal-hal yang seharusnya jangan disepelekan pebisnis. Sebagai pebisnis, ada banyak aspek yang akan Anda hadapi, mulai dari keuangan, operasional, sampai ke pemasaran. Aspek-aspek tersebut datang bersamaan dengan pilihannya masing-masing. Berikut 4 hal yang sebaiknya jangan anda sepelekan: Menggabungkan Rekening Bisnis dengan Rekening Pribadi Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh bisnis yang masih berskala mikro. Menggabungkan rekening bisnis dengan rekening pribadi dapat membuat kerancuan dalam perhitungan keuangan dan berpotensi terpakainya uang bisnis. Jika dilakukan terus-menerus hal ini akan berdampak negatif pada pengembangan bisnis. Tidak Memiliki Rencana Keuangan yang Jelas Perencanaan keuangan sering menjadi sesuatu yang luput dari perhatian pebisnis, apalagi pebisnis yang masih kecil dan pemula. Dengan alasan “bisnisnya masih kecil, untungnya belum seberapa”, perencanaan keuangan dirasa belum perlu dilakukan. Padahal perencanaan keuangan yang tidak jelas bisa menyebabkan progres tidak terukur dan arah bisnisnya menjadi tidak jelas. Perencanaan keuangan penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat, seperti: Mengantisipasi kemungkinan terburuk Memiliki tolok-ukur kemajuan bisnis Mengetahui alokasi investasi yang sesuai Membantu meraih tujuan jangka panjang Menghabiskan Laba Usaha Memang benar laba usaha adalah bagian keuntungan bisnis yang berhak digunakan oleh pemilik. Namun, akan menjadi kekeliruan apabila seluruh keuntungannya dihabiskan yang dapat membuat pertumbuhan bisnis tidak maksimal. Sebagai pemilik bisnis, Anda mungkin harus menerapkan “delaying gratification” dan fokus untuk meningkatkan alokasi laba usaha yang lebih besar. Dengan begitu, potensi bisnis Anda scale-up akan menjadi lebih besar. Pelayanan yang Kurang Baik Disadari atau tidak, salah satu alasan kuat yang membuat customer melakukan repeat order adalah kualitas pelayanan. Misalnya pada bisnis online, Anda mungkin sering melihat customer yang memberi komentar terkait pelayanan si penjual, mulai dari kecepatan balas pesan, cara membalas, cara memperlakukan customer, dll. Dimana hal tersebut memberi pengaruh yang signifikan pada customer experience. Jika tidak di maintenance dengan baik, besar potensinya pembeli Anda tidak menjadi pelanggan. Hal tersebut juga belaku di bisnis konvensional, bagaimana pelayanan resto dan kecepatan penyajiaannya akan memberi andil besar terhadap kepuasan pengunjung. Jika quality of product is the king, maka service is the queen.

Read More (615 views)
Blog post
14 Feb'22

6 Langkah Financial Freedom V…

Financial freedom atau kebebasan finansial adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak perlu bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan pernyataan tersebut kriteria kondisi financial freedom akan tercapai apabila: Memiliki aset yang menghasilkan pendapatan yang memadai (sesuai dengan yang ditargetkan) Pendapatan dari aset tersebut cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari tanpa harus menurunkan standar hidup Tentu saja, tidak perlu bekerja lagi That’s sounds too good to be true, kan? Percayalah hal tersebut masih mungkin terjadi. Walaupun, dalam mewujudkannya perlu kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan. Anthony Robbins adalah salah seorang motivator terbaik kelas dunia dan penulis buku best seller, “membocorkan” langkah-langkah untuk mencapainya.  Berikut beberapa langkah yang dibocorkan Anthony Robbins untuk mencapai financial freedom: 1. Buat Target (Nominal) Bagaimana Anda mendefinisikan financial freedom? Untuk mencapai tujuan, tentu kita harus dapat mendefinisikan tujuan dengan jelas. Dengan mengetahui berapa jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai financial freedom akan mempermudah Anda dalam menyusun strategi, investasi, dan berbagai persiapan lainnya. Detailkan target sampai Anda tahu berapa nominal uang yang dibutuhkan dalam sebulan. Dalam penetapan target, perlu dipertimbangkan biaya hidup, pengeluaran tak terduga, dan lain lain supaya tidak ada kekhawatiran yang diakibatkan oleh faktor finansial. 2. Hentikan Ketakutan Tentang Uang Ketakutan pada aspek finansial dapat memengaruhi siapapun, tak terkecuali orang yang sudah memiliki banyak uang. Meski terlahir dan besar dari keluarga yang tidak kaya (tidak berkecukupan), jangan pernah berpikir Anda tidak akan mencapai financial freedom. Hilangkan pembatas tersebut, serta bebaskan diri dari rasa takut dan kekhawatiran. Sebaliknya, ganti semua itu dengan afirmasi positif seperti: Saya kompeten, sehingga keberlimpahan akan menghampiri Saya pandai memanfaatkan peluang, jadi saya akan cepat sampai pada tahap ini Dan sebagainya 3. Cermati Keuangan Posisi ini adalah tahap dimana Anda melakukan tracking dan mengidentifikasi keuangan Anda. Apakah ada hutang, cicilan, atau kewajiban lainnya? Jika memang iya, Anda perlu membuat strategi untuk menutup “lubang-lubang” tersebut. Anthony Robbins menyarankan tentang pengalokasian bonus untuk dijadikan solusi, serta menggugunakan metode bola salju untuk menyelesaikannya. Maksudnya bola salju adalah mulai melunasi semua kewajiban dimulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. 4. Buat Strategi Jangka Pendek Setelah selesai dengan ember bocor, kini saatnya untuk membangun benteng perlindungan Anda. Mulailah menyiapkan dana darurat dan mulailah menabung. Menurutnya, memiliki dana darurat sampai 6x biaya hidup bulanan bagus untuk kesehatan mental. Hal itu karena, Anda akan lebih berani dalam “meng-iyakan” tantangan-tantangan baru. Terlebih lagi, jika Anda terbuka terhadap tantangan-tantangan baru akan mendatangkan peluang lebih banyak lagi. 5. Buat Mesin Langkah ini adalah salah satu langkah terpenting yang harus dilakukan, dan boleh jadi menjadi proses paling berat diantara yang lain. Mulai buatlah “mesin” Anda. Mulailah berinvestasi di high income skills dan buat uang Anda bekerja lewat berbagai instrumen investasi. Selain itu, Anthony Robbins menyarankan untuk membagi keuangan kita ke dalam tiga pos, yaitu: Pos Keamanan: Pos ini berbicara tentang pengeluaran yang Anda tidak bisa hidup jika tidak ada, seperti semua tagihan dan biaya hidup. Jangan lupa untuk menyertakan juga dana darurat pada pos ini. Pos Risiko/Pertumbuhan: Disini adalah tempat uang Anda akan tumbuh, alias investasi. Beberapa pengalokasiannya, seperti portfolio investasi Anda yang memiliki risiko moderat – tinggi. Pos Impian: Pos ini ditujukan untuk bersenang-senang. 6. Evaluasi dan Buat Perubahan Perhatikan proses-prosesnya, lakukan evaluasi rutin dan ganti alokasi investasi bila return yang diberikan jauh lebih kecil dibanding yang ditargetkan. Usahakan Anda menerapkannya dengan cermat dan konsisten agar dapat tercapai. Enam langkah di atas adalah langkah-langkah yang diberikan oleh seorang yang berpengaruh di dunia, Anthony Robbins. Hal yang harus dipahami adalah definisi jumlah uang yang harus dimiliki untuk mencapai financial freedom tiap orang sudah pasti berbeda, bergantung pada tujuan, nilai-nilai, dan standar hidup. Dengan mengetahui standar financial freedom versi Anda akan membuatnya lebih berpotensi terwujud. Walau terdengar kurang praktikal, setidaknya beberapa langkah tersebut akan berguna menjadi referensi untuk menentukan “grand design”  anda menuju financial freedom. Terima kasih telah membaca! Refferensi Santoso, Edwin. 15 Tips Jitu Mencapai Financial Freedom. (2016). Jakarta: Grasindo. Tony Robbins

Read More (674 views)
Blog post
10 Feb'22

Benchmarking: Proses Mempelaj…

Benchmarking adalah proses membandingkan perusahaan Anda dengan referensi yang telah ditentukan. Benchmarking dapat diterapkan ke berbagai aspek, mulai dari produk, proses, fungsi, dan pendekatan apapun dalam bisnis. Dalam benchmarking, biasanya yang menjadi fokus pengukuran adalah: waktu/kecepatan kualitas, rasio defect product atau penyimpangan biaya, rasio-rasio keuangan efektivitas, pencapaian tujuan dan kesenjangannya kepuasan pelanggan dari berbagai sudut yang dianggap penting Benchmarking penting dilakukan supaya perusahaan menemukan “gap” atau kesenjangan yang terjadi. Kesenjangan inilah yang nantinya akan diperbaiki dengan insights yang didapat dari kompetitor, supaya perusahaan dapat menjadi lebih baik dan mencapai kinerja optimalnya. Berikut beberapa jenis benchmarking yang perlu Anda ketahui: Process Benchmarking Process Benchmarking adalah benchmarking yang membicarakan bagaimana proses di dalam bisnis Anda dibandingkan dengan kompetitor. Process benchmarking digunakan untuk menangani masalah di internal perusahaan. Misalnya Anda adalah seorang pengusaha resto, maka process benchmarking-nya akan seperti, membandingkan prosedur menyiapkan menu dengan resto kompetitor, urutan proses pelayanan, alur penanganan komplain pelanggan, sistem pengawasan kasir, dan berbagai aspek SOP lainnya. Strategy Benchmarking Pada dasarnya, dalam benchmarking strategy ini perusahaan membandingkan bisnis model dan sasaran yang diincar dengan bisnis model dan sasaran kompetitor. Dengan demikian, benchmarking ini berfokus pada apa yang sedang dan akan dilakukan. Contoh: membandingkan strategi marketing yang dilakukan, pendekatan seperti apa yang dilakukan: Menganalisis konten media sosial, bila menggunakan media sosial Membandingkan penetapan harga jual di beberapa wilayah Membandingkan persepsi target pasar Performance Benchmarking Terakhir, kita mengenal performance benchmarking, yaitu benchmarking yang dapat membantu mengetahui hasil kinerja usaha dengan lebih terukur dan objektif. Karena, Anda dapat mengetahui posisi perusahaan dibanding perusahaan lain dan posisi perusahaan di dalam industri. Benchmarking kinerja dapat diterapkan dengan membandingkan: Pencapaian total penjualan, Pencapaian laba bersih Rasio biaya SDM Rasio biaya marketing Rasio jumlah kehilangan (shrinkage) Benchmarking Internal Benchmarking tidak harus membandingkan terhadap kompetitor. Anda membandingkan kinerja tahun lalu, atau bulan lalu, dengan kondisi sekarang, untuk menetapkan target perbaikan di tahun berikutnya atau bulan berikutnya. Anda bisa juga membandingkan outlet yang satu dengan outlet lainnya, yang menggunakan merek dan model yang sama, untuk menunjukkan target perbaikan realistis kepada outlet yang kurang baik kinerjanya. Pada intinya, benchmarking adalah proses yang sebaiknya dilakukan berkelanjutan supaya usaha Anda terus mengalami peningkatan. Apabila diwakili dalam satu kalimat, mungkin benchmarking seakan berkata “apa yang bisa saya pelajari dari hasil benchmarking ini?”. Catatan: Contoh-contoh di atas belum komprehensif. Anda dapat menggalinya melalui diskusi dan brainstorming dengan tim anda.

Read More (615 views)
Blog post
02 Feb'22

Lebih Kenal dengan 4P

Strategi 4P Marketing Mix adalah suatu strategi pemasaran yang sistematis, terpadu, dan memperhatikan aspek 4P. Neil Borden pada tahun 1950-an telah mempopulerkan strategi ini dengan lebih dari 10 unsur P. Namun, yang tetap menjadi inti dari semua aspek tersebut adalah 4P. Hermawan Kertajaya mengungkapkan bahwa 4P sebaiknya diterapkan setelah Segmentation-Targeting-Positioning (STP) ditetapkan. Hal ini penting karena STP menjadi dasar dalam mengambil keputusan unsur-unsur 4P ini. 1. Product (Produk) Produk adalah hal konkrit dari apa yang Anda jual. Dalam hal ini, produk memiliki banyak aspek, seperti merek (branding), design, kualitas, dan pilihan variasi jenisnya. Penampilan suatu produk harus sesuai dengan target pasarnya. Design yang mewah tentu tidak cocok bila ditujukan kepada pasar menengah ke bawah. Demikian juga sebaliknya, bila pasar sasarannya adalah menengah ke atas, design-nya harus lebih berkelas dan tidak berkesan murahan. 2. Price (Harga) Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk membeli produk Anda. Menurut CXL, sekitar 94% pembeli online bersedia meluangkan waktu untuk mendapat produk dengan harga terendah. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu Anda dalam menentukan harga jual: Apakah harga yang ditawarkan akan dipersepsi “value for money” untuk konsumen? Bagaimana harga produk Anda bila dibandingkan kompetitor? Apakah harga produk Anda perlu dibuat berbeda berdasarkan kewilayahan, karena faktor ongkos kirim? Apakah harga yang terlalu murah justru akan membuat target pasar kelas atas menghindari produk Anda? 3. Place (Tempat) Tempat digunakan untuk menjual ataupun mendistribusikan produk. Sama dengan aspek harga dan design, tempat untuk menjual produk Anda harus sesuai dengan STP Anda. Tak sedikit produk kuliner kelas menengah atas yang gagal meraih target penjualan ketika masuk ke mall yang mayoritas pengunjungnya adalah menengah ke bawah. Patut dicermati pula bahwa dengan perkembangan internet yang kian pesat, tempat tidak hanya merujuk pada bangunan fisik. Media sosial dan platform marketplace merupakan “place” zaman now. Pilihan “digital place” ini juga harus disesuaikan dengan karakter produk Anda. Ada produk yang cocok untuk dijual langsung di Instagram, tapi ada juga yang lebih cocok di marketplace seperti shopee dan tokopedia. 4. Promotion (Promosi) Promosi bertujuan supaya produk lebih dikenal oleh masyarakat dan membuat target pasar tertarik. Kegiatan promosi dilakukan dengan mengacu pada penerapan STP. Analisa STP yang sesuai akan menghasilkan kesimpulan yang akurat, sehingga pelaku usaha dapat melakukan promosi dengan tepat. Anda mungkin pernah mendengar cerita mobil-mobil Super Car seperti Lamborghini yang tidak mengiklankan produknya di TV, itu karena mereka tahu persis bahwa target pasarnya tidak menonton TV! Seperti itulah promosi, disesuaikan dengan siapa target pasar dan bagaimana perilakunya. Promosi ibarat jembatan yang dapat menuntun target pasar Anda menjadi konsumen. Maka, pastikan anda meletakan jembatan di ‘tempat’ yang tepat. Daftar pertanyaan berikut dapat menjadi panduan untuk merumuskan strategi promosi: Siapa target market dan target audience Anda? Apa saluran komunikasi yang dapat "menjangkau" mereka? Pesan komunikasi apa, program promosi apa, yang cocok/relevan untuk mereka? Kapan waktu yang cocok untuk melakukan posting pesan komunikasi itu? (kalau di sosial media) Selanjutnya, tentu strategi promosi harus mempertimbangkan arus kas, agar perusahaan tetap sehat dari sisi keuangannya. Selamat meracik 4P anda dengan cermat. Semoga tahun 2022 ini menjadi tahun penuh berkah bagi anda semua.

Read More (703 views)
Blog post
28 Jan'22

Metode SMART dalam Mencapai T…

Metode SMART - SMART merupakan akronim dari Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timebound. Metode ini adalah metode penetapan tujuan yang sering digunakan untuk keperluan personal ataupun organisasional bisnis. Dikutip dari Akseleran, metode ini sudah muncul sejak tahun 1981 dan ditemukan oleh George T. Doran. Berikut penjelasan tiap elemen metode SMART yang akan kita detailkan dari contoh ini: Meningkatkan Laba bersih menjadi 240 Juta tahun ini! 1. Specific (Spesifik) Spesifik dalam konteks di sini adalah tujuan harus didefinisikan dengan jelas dan spesifik. Dalam tujuan pada contoh ini, elemen spesifik diwakili oleh kata  “laba bersih”. 2. Measurable (Terukur) Terukur pada poin ini dimaksudkan untuk membuat perhitungan “jarak” Anda saat ini dengan tujuan. Dalam contoh tujuan yang dipakai pada tulisan ini, measurable terletak di kata “240 Juta”. 3. Achievable (Dapat Tercapai) Target yang dibuat sebaiknya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, supaya semangat dan konsistensi Anda tetap terjaga. Lebih baik progres yang tidak terlalu besar namun konsisten, dibanding progres besar namun tidak berkelanjutan. Pada tulisan ini achievable diwakili kata “meningkatkan”. Jika diimplementasikan dalam contoh ini, maka Anda harus melihat kondisi sebelumnya. Apabila laba sebelumnya 200 Juta per tahun, dan target tahun ini menjadi 240 Juta per tahun. Maka, pebisnis tersebut hanya perlu meningkatkan laba bersih sekitar 20% tahun ini. Hal ini masih masuk akal untuk bisnis dalam level ini, karena target tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu kecil pula. 4. Relevant (Sesuai) Pada poin ini relevant memiliki arti sebaiknya target tersebut sejalan dengan visi-misi. Sehingga, pertanyaan “Layak, kah target tersebut diperjuangkan?”  akan dapat terjawab. Poin relevant pada contoh tujuan ini diwakili oleh keseluruhan kata, yang berarti poin relevant menekankan pada makna kalimat. Penjelasan relevant pada poin: Apakah memiliki laba bersih 240 Juta layak diperjuangkan? Anda dapat menjawabnya dengan yakin, misalnya, “Dengan laba bersih 240 Juta per tahun, maka saya dapat mengalokasikan 40 Juta lebihnya untuk membuka cabang baru. Yang mana cabang baru tersebut dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Hal tersebut sesuai dengan mimpi saya.” 5. Timebound (Batas Waktu) Batas waktu merupakan batas toleransi waktu yang diberikan pada tiap langkah dalam mencapai tujuan. Batas waktu akan membuat Anda lebih fokus dan semakin terpacu untuk mengejar tujuan. Jika mengacu pada contoh ini, maka batas waktunya terletak pada kata  “tahun ini”.  Sebagai perencana yang baik, kita tinggal mendefinisikan batas waktu tersebut pada tanggal dan bulan apa di tahun tersebut. Lebih baik lagi, jika Anda memberi batas waktu secara berkala di tiap bulannya agar evaluasi berkelanjutan dapat dilakukan. HighlightAgar dapat mempermudah Anda dalam memahami metode SMART ini, berikut penyederhanaannya. S: Laba bersih M: 240 JutaA: masuk akal, meningkat 20% (bukan 200%)R: Diwakili oleh seluruh kata atau dalam kalimat tersebut dan merupakan jawaban dari pertanyaan: “apakah tujuan tersebut sudah sejalan dengan visi-misi?”T: Tahun ini!

Read More (842 views)
Blog post
24 Jan'22

Franchisor, Antisipasi Risiko…

Waralaba (setidaknya skema mirip waralaba) sering dijadikan alternatif untuk pebisnis melakukan ekspansi. Skema waraba dipilih karena memungkinkan ekspansi dilakukan tanpa perlu modal yang besar. Hal ini karena seluruh biaya dan permodalan dalam suatu gerai ditanggung franchisee sepenuhnya. Selain itu, franchisee juga harus membayar biaya-biaya waralaba (franchise fees). Sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi risiko bagi franchisor. Berikut kami ‘sajikan’ risiko-risiko yang perlu Anda antisipasi bila hendak menjadi franchisor: 1. Risiko Bisnis Ditiru Risiko ini adalah risiko yang paling sering terjadi, di mana bisnis franchisor seringkali di copy. Entah itu oleh franchisee atau bukan, keterbukaan informasi yang disampaikan franchisor pada saat merekrut mitra untuk menjadikannya franchisee, merupakan salah satu potensi empuk bagi orang-orang (bahkan oleh yang bukan calon franchisee) untuk dapat memahami model bisnis Anda. Tips dari Utomo Njoto: Untuk mengantisipasi hal ini, biasanya informasi terkait bisnis yang difranchise-kan diberikan bertahap, jadi tidak langsung diberikan terinci. Bila sudah menjadi franchisee, biasanya ada klausul non-kompetisi dalam Perjanjian Waralaba. 2. Risiko Pencurian Kekayaan Intelektual Level lebih ekstrim dari risiko nomor 1 dan mungkin jarang terjadi, ada risiko pencurian kekayaan intelektual. Katakanlah Anda menemukan sebuah resep baru masakan, yaitu Ayam Goreng Bawang Bombai. Dari bisnis tersebut Anda memiliki beberapa franchisee yang kemudian salah satu darinya membuat bisnis lain tanpa sepengetahuan Anda, menggunakan nama kerabatnya. Tips dari Utomo Njoto: Untuk mengantisipasi hal ini, selain melalui klausul non-kompetisi, biasanya ada klausul kerahasiaan dalam Perjanjian Waralaba. Tentu saja aturan hitam di atas putih ini harus disertai pula dengan strategi seleksi yang cermat. Tidak semua kandidat harus Anda setujui permohonannya untuk menjadi franchisee. 3. Risiko Menurunnya Mutu Mutu tidak hanya berbicara mengenai kualitas produk, tetapi juga pelayanan. Mutu merupakan sesuatu yang penting dan menjadi identitas suatu merek waralaba. Misalnya konsumen memiliki pengalaman buruk di suatu gerai, maka konsumen tersebut akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menyamaratakan kualitas di semua gerai merek tersebut. Biasanya jumlah franchisee yang terlalu banyak dan franchisor yang ‘belum siap’ adalah salah satu penyebab risiko ini terjadi. Tips dari Utomo Njoto: Menurunnya mutu tidak dapat dihindari, tapi bisa dikelola. Anda harus mengelola menurunnya mutu ini jangan melewati batas yang bisa diterima oleh pelanggan. Kaum perfeksionis mungkin sulit menerima kenyataan ini, tapi percaya atau tidak, faktanya memang demikian. Itu sebabnya ada pebisnis yang tidak mau buka cabang, tidak mau melakukan franchising. Itu sah-sah saja, karena franchising adalah pilihan. 4. Risiko Menjadi Bisnis “Samudera Berdarah” Risiko ini terjadi ketika merek Anda berhasil melakukan ekspansi di bidang yang sepi pemainnya. Kehadiran banyaknya gerai bisnis Anda akan memancing minat para pemain lainnya. Anda bersama para franchisee telah menunjukkan ukuran kue atau volume pasar yang semula kurang dilirik pemain lain. Bidang bisnis Anda tiba-tiba menjadi sangat kompetitif dan beragam persaingan (harga dan non-harga) terjadi. Secara ekonomi, apabila bisnis telah masuk zona “red ocean” (samudera berdarah) dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, maka laba normal akan semakin sulit didapat. Contoh yang sedang trending saat ini adalah bisnis binatu, alias Laundry Kiloan, Laundry Coin, dan sejenisnya. Tips dari Utomo Njoto: Menjadi yang red ocean juga sulit dihindari karena di luar kendali. Peran brand pun kadang sulit untuk diandalkan ketika nilai manfaatnya kurang terlihat. Hanya ada dua pilihan: (1) menjadi yang pertama atau tercepat dalam melakukan ekspansi dengan tetap memperhatikan tingkat laba yang dibutuhkan walaupun menjadi tipis, atau (2) melakukan inovasi yang memiliki nilai manfaat nyata yang relevan sehingga tidak terjebak di dalam samudera yang berdarah-darah itu. Contoh-contoh di atas adalah beberapa risiko yang harus diantisipasi ketika bisnis Anda menjadi waralaba dengan baik. Para franchisor yang hanya berniat menjual unit bisnis (kios, gerobak) sebanyak-banyaknya tanpa peduli pada konsistensi mutu, citra kualitas, kinerja, dan survival para franchisee-nya mungkin tidak peduli juga dengan risiko-risiko tersebut.

Read More (615 views)
Blog post
13 Jan'22

Continous Improvement, Agar K…

Continuous Improvement - Pemilik bisnis tentunya tidak ingin bisnisnya stuck atau tidak bertumbuh. Bisnis harus mengalami pertumbuhan kinerja agar terus dapat bersaing dan relevan di pasar. Terdapat filososfi bisnis dari Jepang dikenal dengan nama “Kaizen” atau yang biasa disebut dengan continuous improvement. Apa itu Continuous Improvement? Continuous improvement adalah usaha atau upaya berkelanjutan yang dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan, maupun proses. Continuous improvement bertujuan untuk mendapatkan bentuk terbaik dari improvement yang dihasilkan. Konsep continuous improvement mencakup segala hal dalam perbaikan terus-menerus, mulai dari internal sampai ke eksternal. Meliputi, lingkungan kerja, prosedur, karyawan, membuat pekerjaan jadi lebih memuaskan, quality control, dan sebagainya. Continous improvement banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan, membuatnya menghasilkan kualitas yang unggul dan menghasilkan kepuasan pelanggan. Dikutip dari Investopedia, salah satu contoh perusahaan yang menerapkannya adalah Toyota. Toyota menjadikan konsep Kaizen sebagai nilai inti perusahaan dan menamakannya “Kaizen Blitz” untuk mengidentifikasi solusi. Langkah-langkah Menerapkan Continuous Improvement Setidaknya terdapat beberapa langkah untuk menarapkan Continuous Improvement, antara lain: 1. Tetapkan Masalah Terdapat banyak masalah yang ada pada bisnis, namun Anda harus menentukan masalah mana yang paling urgent ditangani dan fokuslah pada masalah tersebut. 2. Pengumpulan Data Kumpulkan data terkait masalah yang telah ditentukan. Data tersebut bisa didapat melalui banyak sumber, seperti data perusahaan, sampai kepada “bisik-bisik” antar karyawan. 3. Mencari Akar Masalah Mencari akar masalah dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan memilih memanggil orang-orang tepat yang berkaitan dengan masalah. 4. Cari Alternatif Perbaikan Setelah menemukan akar masalah, segera rumuskan alternatif perbaikan. Usahakan untuk memiliki lebih dari satu pilihan perbaikan. 5. Menjalankan Solusi Terapkan solusi yang telah didapat sesuai dengan masalah yang ada. Kemudian, evaluasi secara berkala untuk mengetahui apakah terdapat perubahan yang siginifikan atau tidak. 6. Analisa Hasil Pengukuran Lakukan analisa pada solusi yang telah diterapkan. Apabila belum berhasil silahkan kembali ke tahap tiga untuk mulai menemukan akar masalah yang ada dan sesuai. 7. Standarisasi Buat standarisasi berupa SOP apabila masalahnya dapat terselesaikan dengan baik. 8. Mencari Masalah Baru (Continuous Improvement) Jika langkah 1 sampai 7 berhasil, Anda dapat mulai mencari masalah baru untuk diselesaikan. Ini adalah esensi dari continuous improvement. Referensi Investopedia Sentral Sistem

Read More (590 views)
Blog post
10 Jan'22

5 Tips Memperkecil Biaya Pada…

Tips Memperkecil Biaya - Setidaknya terdapat dua cara untuk meningkatkan laba bersih (keuntungan) pada bisnis restoran. Bisa dilakukan dengan memperbesar pendapatan ataupun memperkecil biaya. Meningkatkan pendapatan berarti meningkatkan penjualan ataupun menaikan harga jual pada menu. Namun, hal tersebut akan sulit dilakukan pada bulan-bulan tertentu yang memang penjualan sedang merosot. Oleh sebab itu, alternatif lain yang dapat dilakukan adalah memperkecil biaya. Memperkecil biaya dapat dilakukan dengan memperkecil biaya operasional ataupun memperkecil biaya bahan baku menu. Dengan memperkecil biaya, apabila pendapatan restorannya tetap, maka keuntungannya akan meningkat. Cara ini telah banyak dilakukan oleh pelaku usaha di bidang restoran. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memperkecil biaya pada bisnis restoran: 1. Pencatatan Inventaris Bahan Baku Hal ini penting untuk dilakukan supaya bahan baku yang dipesan sudah sesuai dan secukupnya. Sehingga bahan baku yang basi dapat diminimalisasi dan membuat biaya bahan baku mengecil. Lakukanlah pencatatan secara rutin dan akurat supaya ketika ada keputusan penting terkait bahan baku harus dilakukan, datanya sudah lengkap. 2. Lacak Harga Bahan Baku Melacak harga bahan baku menu penting dilakukan untuk mengetahui menu mana yang sebaiknya dilakukan pengurangan stok dan menu mana yang seharusnya ditingkatkan. Dengan melacak harga bahan baku, dapat membuat Anda siap dengan alternatif pengganti ketika salah satu harga bahan baku melonjak naik. Anda juga dapat meningkatkan stok ketika harga bahan baku tersebut turun. 3. Networking Sesama Pebisnis Kuliner Networking yang dilakukan ke sesama pebisnis kuliner dapat bermanfaat sebagai media sharing informasi masing-masing pebisnis. Dengan demikian, peluang untuk menemukan vendor kebutuhan restoran yang lebih terjangkau akan lebih besar. 4. Usahakan Buat Sendiri Jika memungkinkan untuk membuat sendiri bahan baku yang dibutuhkan, Anda dapat melakukannya. Pastikan sebelum melakukannya, Anda sudah memperhitungkan biaya waktu, biaya tenaga kerja, dan biaya kesempatan. 5. Ubah Menu Evaluasi menu yang ada di restoran untuk disesuaikan dengan minat pembeli. Kemudian, berfokuslah pada menu dengan penjualan terbaik dan memiliki bahan baku yang mayoritas sama. Anda juga bisa menghapus atau mengurangi menu yang menghasilkan penjualan paling minim dengan bahan baku paling cepat membusuk. Ingat Prinsip Pareto! Referensi Restaurant Engine Upserve

Read More (688 views)
Blog post
03 Jan'22

Sering Diabaikan: Dana Darura…

Dana Darurat - Tidak hanya penting dalam pengelolaan keuangan pribadi, dana darurat juga diperlukan dalam pengelolaan bisnis. Seperti penggunaan dana darurat pribadi, memiliki dana darurat pada bisnis akan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan rasa aman. Sesuai namanya, dana darurat mengacu pada uang atau aset simpanan yang dapat digunakan pada saat terjadinya hal-hal di luar kendali terkait kesulitan keuangan. Aset yang menjadi dana darurat haruslah likuid agar dapat digunakan kapanpun. Selain dari kontribusi pemilik, dana darurat untuk bisnis dapat berasal dari pengelolaan arus kas (laba bisnis yang ditahan). Hal tersebut mengartikan, setiap laba dari bisnis tersebut tidak dihabiskan untuk ekspansi, dibagikan ke investor, ataupun insentif karyawan, tetapi disimpan dalam kas perusahaan sebagai dana darurat. Banyak pendapat mengenai jumlah yang ideal dana darurat untuk bisnis. Biasanya angka ini berada pada rentang 3x sampai 12x biaya operasional bulanan. Semua bergantung pada Anda, setidaknya memiliki dana darurat minimal 3x biaya operasional bulanan bisnis akan lebih baik daripada tidak memilikinya. Berkshire Hathaway dari Warren Buffet diketahui memiliki dan menjaga ketersediaan dana tunai sebesar 20 miliar dolar. Ini jumlah yang sangat besar. "Buffett says that it’s this sort of Buffett family thinking that explains why Berkshire Hathaway customarily has at least $20 billion on hand".   Berikut alasan mengapa dana darurat untuk bisnis itu penting: 1. Pertahanan Saat Kondisi Darurat Kondisi ke depan adalah ketidakpastian, namun melakukan persiapan adalah kewajiban. Apakah akan terjadi krisis, muncul pesaing baru yang tangguh, atau hal lainnya. Apapun bisa terjadi. Asuransi memang dapat digunakan untuk keamanan, namun tidak semua kondisi dapat di cover oleh asuransi. Memiliki dana darurat menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko yang muncul. 2. Memperkecil Kemungkinan Hutang Dana darurat dapat menjadi alternatif pilihan apabila kesulitan keuangan sedang melanda. Seperti kondisi terdesak, kekurangan anggaran, ataupun keinginan untuk menangkap peluang. Apabila suatu bisnis tidak memiliki dana darurat, maka pilihan yang dapat dilakukan hanyalah hutang. 3. Memberi Rasa Aman Seperti yang telah disinggung sebelumnya, memiliki dana darurat dapat meningkatkan rasa aman. Hal tersebut karena bisnis sudah bisa menghadapi kemungkinan terburuk (prepare for the worst scenario). Lain halnya jika tidak memiliki dana darurat, akan sulit untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. 4. Persiapan Menangkap Peluang Bisnis yang Muncul Tiba-tiba Dana darurat bukan hanya untuk mencegah kemungkinan buruk yang terjadi, tetapi juga untuk menangkap peluang yang muncul tiba-tiba. Meski kurang disarankan, namun memiliki dana darurat dapat meningkatkan potensi Anda untuk bisa mengambil peluang yang ada. Apakah Anda sudah memiliki dana darurat untuk bisnis Anda? Referensi: Finansialku Monevator

Read More (628 views)
Blog post
27 Des'21

6 Tips Sukses Bisnis Kuliner

Bisnis Kuliner - Pemilik bisnis kuliner selalu dihadapkan dengan persaingan yang ketat. Pasalnya, bisnis kuliner menjamur di mana-mana, dari kuliner dengan resto besar sampai kuliner gerobakan pun semuanya bersaing. Meski secara teknis bisnisnya tidak menjual makanan yang sama, tetapi mereka semua tetap bersaing. Banyaknya bisnis kuliner yang bermunculan bukan tanpa alasan, sebab bisnis kuliner memiliki banyak keunggulan seperti: Makanan merupakan kebutuhan pokok Perputaran uang cepat Dapat dijalankan dengan modal relatif kecil Keuntungan lebih besar dibanding bisnis di bidang lain Bisa dimulai dengan jumlah pegawai yang sedikit Membangun Bisnis Kuliner Lima tahun awal suatu bisnis berdiri adalah masa kritis yang harus dihadapi untuk bisnis dapat bertahan. Berikut beberapa tips yang mungkin dapat Anda terapkan untuk membangun bisnis kuliner yang sukses: 1. Fokus Pada Makanan Bagaimanapun tampilan bisnis atau pelayanannya, yang membuat pembeli menjadi langganan adalah rasa dari makanan. Investasikanlah waktu sebanyak mungkin untuk membuat menu terbaik kuliner Anda. Karena, rasa makanan adalah satu-satunya alasan bisnis kuliner yang berada di dalam gang terpencil tetap memiliki banyak pengunjung dan tetap ramai. 2. “Tes Ombak” Validasi terbaik yang bisa didapatkan adalah berdasarkan penjualan dan feedback dari pembeli. Anda bisa saja mengklaim makanan Anda enak, namun, apakah target market mengatakan demikian? Mulailah dengan menjual ke kenalan dan orang-orang terdekat (circle), kemudian mintalah feedback. Setelah mendapat feedback dari circle Anda, cobalah untuk terus melakukan pengujian kualitas rasa masakan dengan bertanya ke lebih banyak pembeli diluar circle Anda. Ingat, data adalah alat terbaik untuk mengambil keputusan dengan tepat. Semakin banyaknya tester yang menyatakan puas, maka akan semakin tervalidasi dan objektif penilaiannya. 3. Maksimalkan Media Sosial Makanan enak akan menjadi percuma jika tidak banyak yang mengetahui dan belum ada informasi. Peran pemasaran dalam hal ini diperlukan. Anda dapat menggunakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, dll untuk memasarkannya. Anda juga dapat menggunakan jasa food blogger untuk mengulas makanan Anda di akun media sosial mereka. Selain itu, tampilan media sosial Anda haruslah terlihat menarik dan sesuai dengan tema yang diusung supaya visitor menjadi lebih betah di laman media sosial Anda. 4. Pemasaran Offline Walaupun dunia telah canggih dengan adanya internet, namun pemasaran offline masih tetap relevan untuk bisnis kuliner. Banyak cara yang dapat dilakukan bisnis kuliner dengan pemasaran offline, seperti mengikuti event tertentu yang open tenant, menyebarkan brosur promosi ke lingkungan sekitar, membagikan makanan gratis di hari tertentu dan banyak cara lainnya. 5. Lokasi yang Tepat Selain kualitas makanan dan pemasaran, hal yang tidak kalah penting adalah lokasi. Jika membicarakan peluang, lokasi bisnis yang terdapat di pertigaan atau perempatan jalan tentu akan memiliki lebih besar peluang untuk didatangi, dibanding dengan yang terletak di dalam gang. Tidak harus di pinggir jalan raya karena kemungkinan biaya sewanya akan tinggi. Paling tidak, pastikan letak bisnis dekat dengan keramaian. Anda dapat mengetahui lebih lanjut mengenai lokasi usaha di artikel Jenis Lokasi Usaha. 6. Menu Andalan Menu andalan ini nantinya dapat dijadikan fokus apabila ingin melakukan promosi atau beriklan. Seringkali pembeli datang karena menu andalan yang dipasarkan, selanjutnya mereka akan mencoba menu lainnya apabila Anda melakukan teknik cross selling. Lebih lanjut mengenai teknik penjualan di sini.   Related ArticlesSeleksi Lokasi RestoJenis Lokasi UsahaPrinsip Pareto, Fokus Lebih Sedikit dengan Hasil MaksimalCross Selling, Teknik Meningkatkan Penjualan

Read More (621 views)
Blog post
23 Des'21

Strategi Down selling, Agar T…

Down selling merupakan strategi penjualan yang berfokus pada terjadinya transaksi pembelian. Walau terdengar asing di telinga, sejatinya down selling sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Ketika ingin membeli tas, namun budget Anda kurang, maka penjual yang dapat membaca situasi tersebut akan memberi alternatif pilihan tas yang serupa dengan harga yang lebih terjangkau. Bisa juga ketika Anda berada di restoran cepat saji dan anda terlihat merasa harga kentang goreng terlalu mahal, maka pramusaji akan menawarkan kentang goreng dengan ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih murah. Itulah down selling. Arti Down Selling Dikutip dari HubSpot, down selling adalah strategi untuk menghadapi pelanggan yang terkendala harga dengan cara menawarkan produk serupa tapi dengan harga yang lebih terjangkau. strategi ini juga bisa digunakan pada pelanggan yang tidak tertarik untuk membeli. Jadi, bila cross selling dimaksudkan agar meningkatnya nilai penjualan, maka down selling ditujukan supaya tidak kehilangan penjualan. Menurut Salesforce, down selling memiliki beberapa manfaat penting, antara lain: Pelanggan tidak akan pulang dengan tangan kosong, alias tetap terjadi penjualan. Jika pelanggan tidak membeli produk premium, menawarkan produk yang lebih terjangkau akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap merek Anda. Sekali lagi, poin utama dilakukannya strategi down selling adalah agar tetap terjadi penjualan, ketika pelanggan terlihat memiliki kendala anggaran, ataupun pelanggan yang terlihat tidak tertarik untuk membeli. Pelanggan akhirnya membeli, karena nilai transaksinya terlihat tidak terlalu tinggi. Terdapat beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk memaksimalkan strategi down selling, di antaranya: Siapkan penawaran down selling dengan harga terbaik. Jangan langsung melakukan diskon pada penawaran pertama. Tawarkan produk yang berbeda dengan harga yang lebih rendah ketika pelanggan menolak tawaran pertama. Tawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih rendah, berikan diskon apabila masih memungkinkan.   Related ArticlesCross Selling, Teknik Meningkatkan PenjualanBeda Up Selling vs Cross Selling Referensi ClickFunnels HubSpot Koinworks Massilah Salesforce

Read More (1015 views)
Blog post
20 Des'21

Beda Up Selling vs Cross Sell…

Walaupun terlihat mirip dengan cross selling, up selling adalah teknik yang berbeda. Kesamaan pada up selling dan cross selling hanya terletak pada tujuannya, yaitu meningkatkan nilai penjualan. Teknik up selling biasa disebut juga suggestive selling yang dapat ditemui di restoran cepat saji. Saat memesan makanan, biasanya pramusaji akan menawarkan pesanan yang berukuran lebih besar atau lebih banyak dengan harga satuan yang terlihat lebih murah. Arti Up Selling Dikutip dari Investopedia, up selling adalah teknik penjualan di mana seorang pelayan bertanya pada pembeli apakah mereka menginginkan pembelian dengan ukuran atau jumlah yang lebih besar. Biasanya teknik ini dipadukan dengan potongan harga, sehingga terdengar lebih masuk akal dan menggiurkan bagi pelanggan. Up selling digunakan untuk meningkatkan nilai penjualan. Alasan utama mengapa up selling efektif adalah proses menjual (dari nol) merupakan bagian tersulit yang harus dilakukan. Sehingga, menawarkan atau merekomendasikan ukuran atau jumlah yang lebih banyak kepada pelanggan yang sudah menyatakan niat membeli suatu item produk dapat memberi potensi kenaikan nilai transaksi dengan usaha yang lebih kecil. Ditulis dalam GrooveHq, peluang menjual ke prospek yang sudah ada sebesar 60-70%, sementara peluang ke prospek yang baru (masih berupa lead) hanya sebesar 5-20%. Hal ini menjadikan up selling sebagai teknik yang efektif. Penerapan up selling dapat Anda lihat pada beberapa contoh berikut: Penawaran burger yang berukuran lebih besar atau lebih premium kepada pembeli. SPG yang memberi rekomendasi smartphone dengan spesifikasi yang lebih tinggi dibanding dengan yang dicari pembeli. Biaya berlangganan Spotify atau aplikasi serupa yang lebih murah apabila berlangganan untuk setahun dibandingkan dengan satu bulan atau satu hari. Setelah memahami up selling dengan baik, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menerapkan up selling dengan efektif? Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan: Pastikan pelanggan senang dengan pelayanan yang diberikan dan jangan pernah melakukan up selling pada pelanggan yang sedang terburu-buru, marah, kesal, dan kecewa. Apabila dilakukan, hal itu akan membuat pelanggan enggan untuk kembali. Pastikan ada alasan yang kuat dan masuk akal untuk disampaikan pada pelanggan, sehingga akan meningkatkan peluang keberhasilan up selling Anda. Beri harga yang masuk akal, sangat disarankan Anda bisa memberi potongan harga. Jangan memaksa dan jangan bersifat agresif, hal tersebut akan memberi kesan negatif, karena akan mengakibatkan ketidaknyamanan di pihak pelanggan.   Related ArticlesStrategi Down Selling, Agar Terjadi Pembelian Referensi Glints GrooveHq Investopedia

Read More (1038 views)
Blog post
13 Des'21

Cross Selling, Teknik Meningk…

Cross Selling - Menurut HubSpot, cross selling adalah mendorong pembelian yang masih ada kaitannya dengan produk utama. Cross selling dilakukan penjual untuk meningkatkan penjualan. Hal tersebut meliputi menawarkan produk yang masih relevan dengan produk utama yang dibeli, menawarkan diskon pada produk yang berkaitan, dan bundling. Beberapa contoh penerapan cross selling: Pelayan kasir yang menawarkan gula sebagai pelengkap teh atau kopi. Penawaran kentang goreng atau minuman pada saat membeli hamburger di restoran cepat saji. Fitur related product dan bundling product yang berada di toko online untuk meningkatkan pembelian konsumen. Jadi, ketika Anda hendak membeli satu barang ke minimarket dan saat pulang membawa banyak barang yang berbeda, itu berarti Anda terkena cross selling dari pelayan minimarket. Jika dilakukan dengan tepat sasaran, cross selling dapat menjadi teknik yang sangat efektif untuk meningkatkan penjualan. Karena, memberi rekomendasi tambahan produk dibanding menjual dari nol, akan lebih sulit menjual dari nol. Hal yang harus diperhatikan, jika cross selling dilakukan dengan agresif dan terkesan mementingkan diri sendiri, akan berpotensi membuat pelanggan merasa tidak nyaman dan sungkan untuk kembali. Pertanyaannya sekarang, bagaimana melakukan cross selling yang efektif agar penjualan meningkat? Berikut tiga cara yang dapat diterapkan ke dalam teknik cross selling Anda: 1. Pertimbangkan Harga Harga adalah elemen penting dalam keputusan pembelian. Memberi harga terbaik pada produk atau paket bundling cross selling akan meningkatkan kemungkinan produk tersebut laku terjual. Pastikan harga yang diterapkan “win-win solution” untuk Anda dan pembeli. 2. Kenali Pembeli Mengenali pembeli adalah mengetahui tujuan dan latar belakang dari pembelian. Dengan mengenali pembeli, dapat memungkinkan Anda untuk memberi saran tambahan produk yang lebih relevan. Anda dapat mengenali pembeli dengan memerhatikan kebiasaannya, mulai dari menu apa yang dipesan, berapa lama waktu yang dihabiskan, kapan biasanya mereka berkunjung, dan sebagainya. 3. Ketahui Kapan Menawarkan Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan cross selling, akan dapat meningkatkan peluang keberhasilan. Pastikan untuk mengetahui waktu yang tepat tersebut sesuai dengan karakteristik bisnis. Sebagai contoh, apabila bisnisnya minimarket, maka Anda dapat menerapkan teknik cross selling ketika pembeli berada di kasir untuk membayar. Contoh lainnya, pramusaji dapat menawarkan tambahan pesanan lainnya pada saat; pengunjung kafe selesai memutuskan menu yang dipilihnya ataupun pada saat proses memilih menu. Setidaknya terdapat dua teknik penjualan selain cross selling, yaitu up selling dan down selling.  Jadi, bagaimana penerapan cross selling di bisnis Anda? Referensi Business2Community Glints HubSpot Investopedia

Read More (1099 views)
Blog post
09 Des'21

8 Alasan Mengapa Lebih Baik B…

Sebelumnya perlu digaris bawahi, waralaba yang dimaksud pada artikel ini adalah waralaba yang “mapan”. Mapan dalam arti waralaba tersebut memang dirancang dengan baik dan terkelola. Waralaba sama seperti bisnis pada umumnya. Berinvestasi di waralaba juga memiliki potensi risiko; beberapa mungkin ada yang berhasil, gagal, dan biasa saja. Seringkali calon franchisee terkecoh dengan waralaba yang memiliki pertumbuhan jumlah gerai yang pesat. Seakan faktor tersebut adalah penentu kesuksesan. Berikut adalah 8 alasan mengapa Anda harus membuka gerai waralaba (yang mapan) berdasarkan pengalaman Michael Seid, seorang konsultan dan lawyer franchise, pengarang buku “Franchise for Dummies”. 1. Menjadi Entrepreneur Menjadi franchisee mungkin tidak sepenuhnya menjadi entrepreneur. Salah satu pembeda franchisee dan entrepreneur adalah proses pengambilan keputusan. Seorang entrepreneur memiliki keputusan sepenuhnya di tangan mereka. Tetapi jika Anda adalah seorang franchisee, dalam beberapa kasus, akan ada arahan keputusan dari franchisor. Dengan begini, Anda tidak sepenuhnya menjadi entrepreneur. Namun, ketika gerai Anda berprestasi ataupun gagal, Anda tetap yang akan merasakannya. Oleh karena itu, menjadi franchisee mirip seperti entrepreneur disisi lain. 2. Berinvestasi Pada Sistem yang Telah Terbukti Dalam sistem waralaba yang mapan, biasanya franchisor akan memberikan fasilitas yang cukup dan mumpuni. Franchisor yang mapan akan memberi pelatihan awal dan berkelanjutan yang dirancang dengan baik untuk para franchisee-nya. 3. Merek Waralaba Memiliki Brand Recognition Biasanya merek franchisor akan membuat bisnis anda lebih mudah dikenal dan lebih cepat mendapatkan pelanggan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui “kekuatan merek” sebelum berinvestasi di waralaba, apakah merek itu kuat di wilayah tertentu atau memang merek telah dikenal di seluruh negeri. 4. Kesalahan Potensial “Dibayar” oleh Franchisor Seperti melakukan bisnis pada umumnya, kesalahan tidak bisa dihindari. Franchisor yang telah berpengalaman, umumnya telah menemukan formula untuk menghadapi permasalahan atau kesalahan tersebut. Anda tidak perlu melewati kesalahan yang bisa saja sangat mahal, yang mungkin telah dialami oleh franchisor. 5. Dukungan Awal & Berkelanjutan Franchisor umumnya memiliki tim profesional untuk menyiapkan gerai dan maintenance selanjutnya. Anda akan mendapat bantuan mulai dari pemilihan lokasi sampai ke pengembangan. Sebelum menjadi franchisee, Anda perlu mengetahui ruang lingkup dukungan dari tim sebelum dan sesudah launching. 6. Networking Sesama Franchisee Umumnya, franchisor akan melaksanakan pertemuan, baik itu nasional, regional, ataupun lokal. Disana Anda akan bertemu sesama franchisee, dan menyadari bahwa masing-masing dari franchisee adalah bagian dari sistem. Pertemuan tersebut dapat menjadi ajang sesama franchisee untuk berbagi pengalaman yang sangat berguna dalam meningkatkan kinerja gerai bisnis Anda. 7. Exit Value Bisnis Bisa Lebih Tinggi Salah satu keistimewaan Anda mungkin saja mendapat “exit value” yang lebih tinggi dibanding bisnis mandiri yang serupa. Hal ini tentu saja bergantung pada merk dan kinerja franchisor.   Namun, bila Anda hendak membeli suatu bisnis waralaba yang sudah berjalan, sebelum melakukan take over pastikan untuk memeriksa isi perjanjian waralaba dengan cermat. 8. Tingkat Keberhasilan Pernyataan ini bisa jadi benar, bisa jadi tidak. Pernyataan ini sering disalah artikan bahwa “berinvestasi di waralaba memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding bisnis mandiri”. Tingkat sukses 2 merek waralaba yang berbeda biasanya berbeda, demikian juga dengan tingkat keberhasilan industri waralaba secara umum. Jadi, apabila Anda adalah seorang investor dan ingin menjadi franchisee, maka hal yang bisa dilakukan adalah mengamati beberapa franchisee dari merk waralaba yang hendak Anda beli, dan tanyakan beberapa pertanyaan berikut: Apakah mereka berhasil? Apakah mereka mendapat return yang wajar? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjadi acuan untuk menentukan, apakah waralaba tersebut memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi atau tidak. (terinspirasi dari tulisan Michael Seid)

Read More (658 views)
Blog post
06 Des'21

5 Waralaba Lokal ini Go Globa…

5 Waralaba Lokal ini Go Global - Waralaba adalah model bisnis di mana suatu pihak (franchisee) dapat menjalankan bisnis (berikut merk & sistemnya) dengan izin dari pemiliknya (franchisor). Bisnis yang telah diwaralabakan dapat menjadi bukti betapa “superior” bisnisnya. McDonald’s, Taco Bell, Burger King, dan Dunkin Donuts adalah beberapa waralaba luar negeri yang berhasil go global. Berikut 5 waralaba lokal yang go global: 1. J.CO Donuts Banyak yang mengira J.CO adalah produk luar negeri, kenyataannya, J.CO adalah salah satu waralaba milik anak bangsa. Waralaba yang berfokus pada penjualan donat, yogurt, dan kopi beku ini didirikan oleh Johnny Andrean pada tahun 2005. Saat itu gerai pertamanya berada di Tangerang. Hanya butuh 2 tahun bagi J.CO untuk dapat membuka gerai di luar negeri. Sampai saat ini gerai J.CO masih tetap exist di beberapa negara di Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Saudi Arabia dan Hong Kong. Menjadikannya salah satu contoh bisnis lokal yang berhasil bertransformasi dari usaha kecil menjadi usaha besar. 2. California Fried Chicken CFC Dengan nama yang mirip seperti KFC, banyak yang mengira CFC adalah restoran ayam goreng asal Amerika. Nyatanya CFC adalah waralaba lokal yang sengaja menggunakan nama asing untuk menyasar pasar mancanegara. CFC mulai berdiri pada tahun 1989 dan mulai berhasil membuka gerainya di luar negeri pada tahun 1996 di Tiongkok. 3. Kebab Baba Rafi Kebab Baba Rafi didirikan pada tahun 2003 dengan mengadopsi makanan Turki. Makanan gerobak yang didirikan pada tahun 2003 tersebut mulai diwaralabakan 2 tahun kemudian, dan pada tahun 2009 berhasil merambah ke pasar mancanegara. Gerai pertamanya di mancanegara dimulai dari Malaysia & Filipina. Waralaba lokal ini juga berhasil “menyabet” gelar waralaba kebab terbesar di dunia. Namun saat ini, beberapa outlet Kebab Baba Rafi yang tersebar di beberapa negara lain seperti Fillipina, Sri Lanka, Tiongkok, Singapura, Brunei, dan Belanda, diisukan telah tutup. Gerai luar yang mampu bertahan berada di Malaysia dan Bangladesh. 4. Es Teler 77 Waralaba lokal Es Teler 77 berasal dari warung tenda milik Murniati Widjaja yang awalnya menjual produk es teler. Dari warung tenda inilah, 6 tahun kemudian Es Teler 77 berkembang menjadi sebuah bisnis waralaba (1987). Pada tahun 1997, Es Teler 77 mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman dan membuka gerai nya di mall. Setahun kemudian, titik penting dalam bisnis ini dimulai, pasalnya saat itu Es Teler 77 mulai menyasar pasar mancanegara dengan gerai pertamanya berada di Singapura. Hingga kini Es Teler 77 telah beroperasi di Indonesia dan Australia (walaupun kabarnya outlet Australia telah ditutup). 5. Alfamart Alfamart didirikan oleh Djoko Susanto pada tahun 1989 dan berada dibawah naungan PT Alfaria Trijaya, Tbk. Minimarket yang menjadi pesaing terberat Indomaret tersebut kini telah memiliki lebih dari 10.000 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun telah memiliki begitu banyak gerai tak membuat Alfamart puas. Alfamart terus menambah jumlah gerainya termasuk ke mancanegara. Gerai pertamanya di mancanegara yaitu di Manila, Filipina pada tahun 2014. Sampai saat ini Alfamart telah memiliki ratusan gerai di mancanegara. 5 waralaba lokal tersebut adalah waralaba lokal yang sudah go global. Tentu masih banyak lagi yang lainnya namun tidak disebutkan pada artikel ini. Kelima waralaba tersebut membuktikan bahwa pengusaha Indonesia juga memiliki daya saing di kancah internasional. Anda tertarik berinvestasi di waralaba lokal? Insert file "Update 2023" Referensi Goukm.id Paper.id

Read More (1187 views)
Blog post
22 Nov'21

Fokus Pada Lebih Sedikit Hal …

Prinsip Pareto - Dilansir dari Investopedia, prinsip pareto adalah mengenai bagaimana mengidentifikasi aset terbaik yang Anda miliki untuk dapat dipergunakan secara efisien dan menghasilkan output yang maksimal. Tantangan sulit yang harus dihadapi dalam prinsip pareto adalah mengidentifikasi aset yang dimaksud. Oleh karena itu, data-data dan intuisi yang tajam diperlukan dalam analisis pareto. Highlight Hal penting tentang prinsip pareto yang harus diingat: Prinsip pareto menyatakan, 80% output dihasilkan dari 20% Dalam prinsip pareto, Anda memprioritaskan 20% faktor yang akan menghasilkan hasil terbaik. Hal penting dalam prinsip pareto adalah mengidentifikasi “aset” input Prinsip pareto adalah ajaran, bukan hukum matematika yang mutlak. Angka yang dimaksud dalam prinsip ini tidak harus selalu 80% dan 20%, bisa saja mendekati, seperti 90% dan 10%, ataupun 70% dan 30%. Prinsip pareto dapat diadopsi untuk keperluan bisnis. Para eksekutif menggunakan prinsip pareto untuk mempersempit fokus mereka dan mengidentifikasi masalah-masalah yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi di departemen atau perusahaan mereka. Penerapan Prinsip Pareto dalam Bisnis Restoran Dalam implementasi sederhana, prinsip pareto dapat digunakan untuk melakukan penyaringan terhadap menu di sebuah restoran. Dengan mengetahui data masing-masing item menu secara akurat, prinsip pareto dapat dipergunakan untuk memilah menu yang menghasilkan penjualan minim dan menambah beban karena bahan bakunya basi atau busuk. Kemudian, pengelola dapat lebih fokus meningkatkan kualitas dan kuantitas menu yang memiliki penjualan terbaik. Hal tersebut yang dilakukan restoran McDonald’s pada awal berdirinya. McDonald’s mengurangi menu dengan penjualan paling kecil diantara semua menu, sehingga MC Donald’s dapat fokus pada menu dengan penjualan terbaik, yaitu hamburger, kentang goreng, dan minuman.

Read More (696 views)
Blog post
18 Nov'21

5 Tips dalam Menerapkan Refer…

5 Tips Menerapkan Referral Marketing - Setelah kita memahami dan mengetahui pentingnya menerapkan referral marketing. Maka pada artikel ini akan membahas tips bagaimana menerapkan referral marketing. Menerapkan referral marketing mirip seperti berinvestasi, di mana “sistem” akan dibuat dan kemudian menunggu hasil sambil terus mengevaluasi sistem. Dalam referral marketing, yang paling utama adalah menjaga kualitas (barang/jasa dan pelayanan). Walaupun telah memiliki kualitas yang baik, tidak menjamin kinerja program referral marketing akan optimal. Anda mungkin memerlukan tips berikut agar mencapai kinerja referral marketing yang optimal. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan: 1. Menetapkan Tujuan Sebelum mulai melakukan program referral marketing, pastikan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu. Menetapkan tujuan sangat penting dilakukan untuk mengukur kemajuan usaha, supaya mengetahui “before/after” penerapannya. Menetapkan tujuan mempermudah untuk mendeteksi penyebab apabila terjadi perlambatan penjualan. Target bisa berarti banyak hal, misal meningkatkan penjualan sampai 60%, 80%, bahkan 100% atau target lain di luar penjualan. 2. Mintalah Penelitian dari Texas Tech menunjukkan bahwa 83% pelanggan yang puas bersedia memberi “referral” ke orang lain. Namun, hanya 29% yang benar-benar melakukannya, salah satu penyebabnya mungkin karena mereka tidak pernah diminta. Artinya, peluang untuk direferensikan akan lebih besar ketika mereka diminta. Sampaikan bahwa referensi dari mereka akan sangat berharga. 3. Waktu yang Tepat Meminta pelanggan untuk mereferensikan pada saat pertama kali membeli bukanlah ide yang bagus. Biarkan mereka mengenal dan merasakan produk Anda, setelah muncul kenyamanan, barulah waktu yang tepat meminta untuk mereferensikan. Ada baiknya observasi dilakukan untuk mengetahui kriteria pelanggan yang akan bersedia mereferensikan. Sehingga Anda dapat menemukan “pola” yang nantinya bisa dijadikan sistem referral ini. 4. Prioritaskan Pelayanan Secara sederhana, pelanggan akan terdorong mereferensikan apabila Anda memang memiliki pelayanan yang baik secara konsisten. Selain kualitas produk, usahakan untuk memiliki pelayanan diatas rata-rata, sehingga membuat pelanggan mengingat dan lebih mudah untuk mereferensikan Anda. Ingat, pelanggan memerlukan validasi sosial, oleh karena itu jadilah bernilai. 5. Insentif yang Sesuai Pada Program Referral Program referral dapat membuat pelanggan terdorong untuk memikirkan seseorang yang dapat mereka referensikan. Dalam membuat program, insentif yang sesuai akan membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi. Apabila insentif yang Anda tawarkan terlalu kecil (tidak sesuai), dapat berpotensi membuat mereka merasa tidak perlu untuk mereferensikan. Beberapa contoh program referral yang dapat diterapkan seperti memberi potongan harga, gratis layanan selama periode tertentu, ataupun memberi kupon yang nantinya dapat ditukar dengan produk. Program referral marketing dapat dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada lokasi dan bidang usaha. *catatan: Referral marketing dapat diterapkan dalam penawaran waralaba/kemitraan. Meminta kesaksian franchisee yang puas dengan layanan atau support dari franchisor, meminta nama-nama teman dan rekan bisnis yang menurut franchisee berminat mengikuti jejaknya menjadi franchisee anda, akan menciptakan peluang mendapatkan franchisee yang keberhasilan lebih tinggi. Referensi Entrepreneur.com Forbes.com Getambassador.com

Read More (751 views)
Blog post
09 Nov'21

Strategi Referral Marketing

Strategi Referral Marketing - Terdapat banyak strategi marketing yang dapat digunakan, satu yang terbukti efektif adalah Strategi Referral Marketing. Dari konsumen Anda sebelumnya, mungkin Anda memiliki database kenalan mereka untuk Anda hubungi dan tawari produk Anda. Tetapi pertanyaannya, apakah mereka bersedia untuk Anda hubungi dan merasa nyaman? Lebih dari itu, apakah mereka akan percaya? Referral marketing memiliki asal kata referensi. Menurut Bradley J. Sugars dalam bukunya Instant Referrals, referral marketing adalah rujukan calon pelanggan yang Anda dapat dari teman atau kenalan Anda. Jadi, walaupun calon pelanggan tersebut belum mengenal Anda sebagai pemilik bisnis, mereka tetap dapat percaya. Ini menjadikan referral marketing sangat berguna untuk Anda dalam mendapatkan pelanggan baru. Mengutip Id.Oberlo.com, Tidak ada strategi marketing yang lebih baik dari strategi referral marketing. Hal ini karena strategi referral marketing merupakan kondisi win-win solution dari tiga pihak: Anda mendapat keuntungan karena usaha Anda dipasarkan, Pelanggan Anda mendapatkan validasi sosial karena merekomendasikan sesuatu yang bernilai, Dan kenalannya mendapatkan rekomendasi dari sumber yang terpercaya. Mayoritas pelaku usaha menggunakan referral marketing karena memiliki banyak kelebihan. Dilansir dari Socialmediatoday.com, berikut adalah 4 alasan mengapa strategi referral marketing itu penting: 1. Kualitas Leads Leads adalah calon pembeli atau orang yang memiliki ketertarikan pada produk Anda. Berbeda tipis dengan leads dari pameran dagang dan special events sebagai pemasukan utama marketer, sebagian besar marketer setuju bahwa kualitas leads dari referral marketing adalah yang paling efektif kedua. Sekitar 78% B2B Marketers menyatakan, leads yang didapat melalui referral memiliki potensi pembelian yang tinggi. Hal tersebut karena leads mendapatkan referensi dari orang yang mereka sudah kenal. Namun, yang perlu diingat, mendapatkan leads barulah setengah perjalanan. 2. Meningkatkan Jumlah Leads Kemudian, 60% marketers mengatakan referral marketing menghasilkan volume leads yang lebih banyak. Referral marketing yang baik akan membuatnya bekerja untuk Anda. 3. Biaya Per Leads yang Lebih Murah 54% Marketers mengatakan referral marketing memiliki biaya per leads yang lebih murah. Hal tersebut tentu menguntungkan, karena dengan biaya marketing yang lebih kecil akan menghasilkan ROI yang lebih tinggi pada usaha Anda. 4. Semua Orang Menggunakannya Setiap jenis bisnis menerapkan referral marketing bukan karena tren, tetapi karena referral marketing memang terbukti efektif dan menambahkan saluran pertumbuhan ke bisnis Anda yang dapat menambahkan sumber pendapatan baru ke dalam bisnis Anda, strategi referral marketing bekerja untuk Anda. **Mengenai tips referral marketing dapat Anda baca di sini Referensi Id.oberlo.com Socialmediatoday.com Sugars, Bradley J. Instant Referrals. (2013). Jakarta: Kesaint Blanc.

Read More (770 views)
Blog post
29 Okt'21

Bagaimana McD Menjadi Bisnis …

Ray Kroc adalah CEO pertama McDonald’s. Namun, Kroc bukanlah pendiri “yang sebenarnya” restoran ini. Kroc juga bukan yang memberi nama McDonald’s. McDonald’s didirikan oleh dua bersaudara Richard dan Maurice McDonald. Kroc muncul pada tahun 1954 sebagai seorang salesman multimixer yang dipesan oleh dua bersaudara McDonald. Pesanan itu membuat Kroc penasaran, karena ada sebuah restoran kecil yang memesan 8 multimixer sekaligus (jarang sekali terjadi). Kroc mulai mencari tahu mengenai McDonald’s dan kagum dengan konsep dan efisiensinya. McDonald’s menggunakan packaging sekali pakai yang jarang digunakan kala itu, membuat layanan yang tidak membutuhkan pramusaji, dan memangkas menu (hanya menjual menu yang memiliki penjualan tinggi; hamburger, kentang goreng, dan minuman). Kombinasi ketiga hal tersebut menjadikan McDonald’s sebagai solusi dari permasalahan restoran di AS kala itu, yaitu konsumen tidak perlu menunggu lama pesanan dan pemangkasan menu yang dilakukan membuat McDonald’s sangat efisien (sehingga bisa memberi harga murah). Melihat peluang emas dan tertarik dengan operasional bisnis McDonald’s, Kroc memutuskan untuk mengajak kerja sama dua bersaudara tersebut untuk mewaralabakan restorannya. Pada 15 April 1955, waralaba McDonald’s pertama kali dibuka di Des Plaines, Illinois. Pada tahun yang sama, McDonald's Corporation diluncurkan. Model waralaba McDonald’s waktu itu mengenakan biaya royalti sebesar 1,9% dengan pembagian 0,5% untuk McDonald bersaudara dan 1,4% sisanya untuk Kroc gunakan ekspansi McDonald’s.   Sonneborn dan Ide Bisnis Properti Revolusi pada model bisnis waralaba McDonald’s dimulai ketika Kroc bertemu dengan Harry J. Sonneborn (Sonneborn). Sonneborn memberi ide sederhana dengan menyarankan kepada Kroc yang akan mempercepat pertumbuhan gerai McDonald’s, "Miliki real estate yang nantinya akan dibangun waralaba McDonald’s". Dalam model bisnis ini (Model Sonneborn), McDonald’s akan membeli tanah yang nantinya akan digunakan penerima waralaba untuk menjalankan gerai McDonald’s. Kejeniusan model Sonneborn memberikan McDonald’s keuntungan dari biaya royalti waralaba, biaya sewa real estate (dengan mark up atau harga premium), dan dalam jangka panjang McDonald’s akan terus diuntungkan dengan peningkatan jumlah & harga real estate miliknya. Model Sonneborn akhirnya diterapkan pada tahun 1958 yang memberi peningkatan signifikan pada McDonald’s, dalam setahun 68 gerai berhasil didirikan. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya perbedaan visi antara Kroc dengan McDonald bersaudara. Untuk mengakhiri konflik akibat beda visi, pada tahun 1961 Kroc membeli saham McDonald’s dari McDonald bersaudara. Sampai saat artikel ini ditulis, McDonald’s telah menjadi restoran cepat saji terbesar di dunia yang mengoperasikan lebih dari 39.000 gerai di seluruh dunia. Menjadikannya peringkat pertama dalam Top Global Franchises, peringkat kelima dalam Fastest Growing Franchises, dan peringkat kesebelas Franchise500 versi ENTREPRENEUR.COM tahun 2021. Referensi Entrepreneur.com McDonalds.com Whatisthebusinessmodelof.com

Read More (3353 views)
Blog post
27 Okt'21

McDonald’s: Bisnis Burger ata…

McDonald’s mendapat julukan "The World’s Largest Restaurant Company in The World ",karena berhasil mengoperasikan lebih dari 39.000 gerai restoran di lebih dari 119 negara. Meski lebih dikenal sebagai bisnis Burger, McDonald’s sering disebut tidak akan meninggalkan bisnis propertinya. Mengapa demikian? Peringkat #7 Kepemilikan Aset Properti & Real Estate Laporan keuangan McDonald’s tahun 2020 menyatakan total nilai aset property & real estate yang dimilikinya sebesar 41 Miliar Dollar (sebelum depresiasi). Nilai ini menjadikan McDonald’s  sebagai perusahaan peringkat ketujuh dengan aset property & real estate terbesar di dunia.        Biaya Sewa adalah Kontribusi Pendapatan Terbesar Berbeda dengan model bisnis franchise lainnya, pada umumnya McDonald’s mengharuskan franchisee-nya untuk sewa pada lahan dan bangunan milik McDonald’s. Berdasarkan laporan keuangan McDonald’s tahun 2020, kita jadi tahu kecemerlangan model bisnis ini. McDonald’s Financial Report, 2020 Biaya sewa memberi kontribusi pendapatan yang nilainya setara 64,1% dari total pendapatan yang diterima McDonald’s pada tahun 2020. Ini adalah porsi yang sangat besar, angka tersebut bahkan lebih besar dari total biaya royalti dan biaya waralaba yang diterima McDonald’s. McDonald’s sebagai franchisor menerima pendapatan dari setiap franchisee berupa: Franchise fee $45.000 Biaya sewa $228.000 atau ekivalen 28% dari target penjualan 4% komisi penjualan atau royalti bulanan Biaya iklan & promosi (minimal 4%) McDonald’s adalah pemilik tanah dan bangunan yang disewa oleh franchisee. Nilai aset property & real estate ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Catatan: Revolusi pada model bisnis McDonald’s dimulai ketika Ray Kroc bertemu dengan Harry J. Sonneborn (Sonneborn). Sonneborn memberi ide sederhana dengan menyarankan kepada Kroc yang akan mempercepat pertumbuhan gerai McDonald’s: "Miliki real estate yang nantinya akan dibangun Waralaba McDOnald's". Bagaimana McDonald's menjadi bisnis properti, baca di sini Bagaimana menurut Anda, McDonald’s lebih cocok disebut bisnis burger atau properti? Referensi Entrepreneur.com Whatisthebusinessmodelof.com                                        

Read More (1465 views)
Blog post
23 Okt'21

Tidak Perlu BPOM, Bila …

Beberapa hari yang lalu media sosial diramaikan dengan pemberitaan mengenai pelaku usaha frozen food yang dipanggil pihak kepolisian karena tidak memiliki izin edar, baik PIRT dan BPOM. Pelaku usaha tersebut mendapati ancaman kurungan penjara, sampai dengan denda hingga 4 Miliar Rupiah. Menanggapi isu tersebut, Penny K Lukito, selaku Kepala BPOM menyebutkan bahwa tidak semua frozen food wajib memiliki izin edar BPOM. Pertama-tama kita harus menyamakan pemahaman dengan apa yang kita anggap sebagai frozen food. Menurutnya, yang dimaksud frozen food adalah pangan olahan yang diproduksi menggunakan proses pembekuan dan dipertahankan tetap beku pada suhu -18°C sepanjang rantai distribusi dan menjaga mutu produk sebelum didistribusikan dan disajikan hingga sampai ke tangan konsumen. Penny juga menyampaikan, kriteria dalam melihat izin edar frozen food terbagi menjadi tiga jenis, yaitu; berdasarkan masa ketahanan, sistem distribusinya, dan bagaimana sistem produksinya. Apabila frozen food hanya bertahan kurang dari 7 hari, maka tidak memerlukan izin edar BPOM, cukup menggunakan izin edar PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) saja. Sebaliknya, bila bisa bertahan lebih dari 7 hari maka wajib memiliki izin edar BPOM . Hal ini seperti yang Penny ungkapkan dalam sambutannya pada acara World Food Day Our Actions are Our Future (19/10/2021) "Sementara kalau kurang dari 7 hari bisa tanpa izin BPOM, bisa (cukup) dengan izin edar dari dinas kesehatan PIRT". Selain itu, produk frozen food yang diproduksi masal, dengan/dan didistribusikan secara luas (formal) wajib memiliki izin BPOM. Sebaliknya, untuk produk yang dibuat base on pesanan dan langsung dikirimkan ke konsumen tidak memerlukan izin BPOM. Jadi, yang tidak butuh BPOM (cukup PIRT) adalah: - yang hanya bertahan kurang dari 7 hari, dilengkapi tanggal produksi dan kadaluwarsa- yang dibuat based on pesanan, dan langsung dikirim ke konsumen Informasi tambahan:Selain BPOM, Menkop UKM juga turut merespon isu tersebut. Pihaknya membuat Nota Kesepahaman (MoU) dengan pihak kepolisian RI agar pelaku UMKM didahulukan pembinaan, bukan penangkapan. Harapannya agar iklim usaha tidak terganggu dan dapat mempercepat pemulihan ekonomi pasca COVID-19. Referensi Kompas.com CNNIndonesia.com

Read More (729 views)
Blog post
12 Okt'21

Karyawan Membeli Franchise Pa…

Membangun bisnis sambil menjadi karyawan bukanlah hal yang mudah. Bagi seorang karyawan yang ingin membangun bisnis, tentu akan menghadapi berbagai kesulitan. Kesulitan yang dihadapi bisa beragam, mulai dari ide, pelaksanaan, ataupun dalam meluangkan waktu. Membeli franchise dapat menjadi alternatif untuk karyawan dalam menambah saluran pendapatan (revenue stream). Mungkin terbesit di benak Anda, kalau beli franchise bagaimana mengelolanya nanti? Well, jika itu yang terpikir di benak Anda saat ini, mungkin Anda perlu berkenalan dengan franchise pasif. Kalau franchise adalah hubungan kontrak kerja sama antara franchisor (pemilik merek franchise) dengan franchisee (pengguna merek franchise) meliputi penggunaan merek dan sistem bisnis. Maka, secara umum franchise pasif adalah kontrak kerja sama antara franchisor dengan franchisee di mana pihak franchisee tidak perlu terlibat ke dalam bisnis. Konsep franchise pasif mirip seperti berinvestasi saham, uang yang diinvestasikan 100% dari investor dan dikelola oleh perusahaan. Anda tetap memiliki perusahaan. Dalam franchise pasif, pengelolaan diserahkan sepenuhnya kepada franchisor, sedangkan investor tidak perlu melakukan apapun. Investor hanya perlu menunggu laporan keuangan bulanan dan pembagian keuntungan. Tommy Andri Wardhana adalah salah satu penggagas dan pelaku franchise pasif. Dilansir dari Viva.co.id, Tommy yang pernah menjadi manajer franchise Alfamart mengatakan “franchise sebetulnya adalah sebuah sistem freedom dalam hal mengolah usaha apapun di mana pada dasarnya pemilik waralaba atau franchisor akan memberikan ‘know how business’ kepada pelaku usaha waralaba atau franchisee”. Menurutnya, banyak pengusaha perlu untuk mempertahankan rantai keberhasilan usahanya dengan tetap mengontrol dan memegang kendali tanpa harus menghilangkan esensi dari bentuk franchise murni tersebut. Dari hal tersebut, tercetuslah ide franchise pasif yang telah di gunakan Alfamart sejak tahun 2001. Tommy menilai, dengan menggunakan model franchise pasif ini akan menduplikasi bisnis 10 kali lebih cepat dari biasanya dan bisa meminimalkan potensi bubble economy. Risiko Anda pun dapat di minimalisasi, karena yang menjalankan bisnis Anda adalah pemiliknya langsung (secara tidak langsung). Semua kembali kepada penilaian Anda. Setiap sistem akan tetap memiliki kelemahan, dalam franchise pasif pun memiliki kelemahan. Misalnya adalah, dibanding dengan saham, berinvestasi pada franchise pasif biasanya membutuhkan dana awal yang relatif lebih besar. Apakah Anda tertarik mengalokasikan dana di franchise pasif? Referensi Finansialku.com Viva.co.id   Related ArticlesFranchised Managed (by Franchisor)Waralaba untuk Pensiunan  

Read More (689 views)
Blog post
14 Sep'21

Waralaba dan Kemitraan, Kenal…

Kita melihat fenomena semakin banyaknya penawaran Business Opportunity (selanjutnya disebut: Kemitraan) sebagai alternatif lain dari waralaba. Tren ini muncul karena persyaratan waralaba yang dianggap terlalu berat untuk dipenuhi. Penawaran Kemitraan ini memang banyak dijumpai dalam bentuk gerobak kuliner makanan dan minuman, meski sebenarnya beberapa pola kerja sama kemitraan ada yang berbentuk inti sampai plasma dan bentuk kerja sama lainnya. Menurut Utomo Njoto, pakar waralaba, Kemitraan Gerobak memiliki kecenderungan hanya memberikan penggunaan merek dan biaya yang dibayar di muka dalam kemasan paket dengan gerobaknya, yang kemudian dilanjutkan dengan penjualan produk. Kemitraan gerobak juga memiliki kecenderungan tidak adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemilik merek. Hal tersebut membuat tidak terstandarisasinya kualitas produk yang mungkin akan merugikan pemilik merek dan pembeli yang kecewa karena mendapat pengalaman buruk di suatu lokasi.   Kriteria Menjadi Waralaba Sebagai informasi, berikut adalah beberapa kriteria yang harus dipenuhi apabila ingin mendaftar menjadi waralaba berdasarkan PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba: Memiliki ciri khas usaha Terbukti sudah memberikan keuntungan Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis Mudah diajarkan dan diaplikasikan Adanya dukungan yang berkesinambungan HKI yang telah terdaftar Yang wajib mendaftar sebagai waralaba adalah Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba. Pemberi Waralaba wajib mendaftarkan Prospektus Penawaran Waralabanya ke Kementrian Perdagangan (Kemendag). Penerima Waralaba wajib mendaftarkan Perjanjian Waralabanya di Pemda (Dati II setempat, atau Dati I untuk wilayah DKI). Setelah terdaftar, Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba wajib menempelkan logo "W" (waralaba) dan menyampaikan Laporan Kegiatan Tahuan sesuai pedoman di Lampiran Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019. PDF peraturannya bisa diunduh di http://jdih.kemendag.go.id/peraturan/download/1868/2 Bedanya Kemitraan dengan Waralaba Setelah memahami kriteria untuk menjadi waralaba, kita melihat poin "terbukti menghasilkan keuntungan", maka menjadikan waralaba sebagai pilihan yang lebih minim risiko. Ingat, minim risiko bukan berarti tidak memiliki risiko. Hal tersebut berbeda dengan dengan Kemitraan yang belum mendaftarkan diri sebagai waralaba yang sudah atau belumnya "terbukti menghasilkan keuntungan" sulit untuk diketahui. Melihat Kemitraan dengan waralaba bukanlah dalam "sekali pandang". Hal tersebut sulit untuk dilakukan. Dilansir dari Bisnisukm.com, Utomo Njoto menyatakan terdapat 6 aspek yang dapat dilihat untuk membedakannya: Merek Waralaba selalu menggunakan merek dari pemberi waralaba, sementara itu untuk Kemitraan tidak wajib sama dengan merek yang menawarkan (menjual) Kemitraan. Fokusnya Waralaba berfokus pada sistem bisnis, sementara Kemitraan umumnya bicara tentang "paket usaha" yang di dalamnya terdiri dari mesin-mesin, bahan baku, dan pelatihan untuk menjalankan bisnis tersebut, tetapi mereknya boleh merek sendiri. Marketing Communication Marketing communication untuk waralaba biasanya dilakukan terpusat, artinya dipersiapkan dan dilaksanakan oleh pemberi waralaba, sementara pada Kemitraan tidak harus terpusat. Dokumen HKI Di Indonesia waralaba itu harus memiliki sertifikat merek atau setidaknya surat permohonan pendaftaran merek. Hal yang sama berlaku pula pada Kemitraan yang menawarkan penggunaan merek yang sama. Regulasi Waralaba daitur melalui PP dan Permendag yang mengatur harus ada STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba), bila hendak menawarkan waralaba, sementara saat ini Kemitraan belum ada regulasi mengenai pendaftaran serupa. Hubungan kemitraan sebenarnya diatur dalam regulasi PP Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelanksanaan UU Nomor 20 Tahun 2008. Sanksi Dalam waralaba terdapat peringatan tertulis sebanyak tiga kali dan denda, sementara Kemitraan belum memiliki peraturan yang jelas. Kita telah memahami lebih jauh tentang Kemitraan dan waralaba. Membeli unit Kemitraan tidak melulu lebih buruk, terkadang Kemitraan dapat memberikan keuntungan yang lebih baik dibanding waralaba karena melihat usia dan "size" Kemitraan yang masih terbuka lebar untuk bertumbuh dengan pesat. Seperti prinsip investasi, potensi keuntungan yang besar akan memberi potensi risiko yang besar pula, hal tersebut sebanding. Yang wajib diingat adalah semua bisnis pasti memiliki risiko. Semua bergantung bagaimana Anda dalam "mengelola" risiko tersebut. Jadi, Anda tertarik yang mana Kemitraan atau Waralaba?

Read More (786 views)
Blog post
13 Sep'21

4 Tips Grand Opening yang Suk…

Grand Opening - Biasanya pemilik bisnis sebelum membuka usaha baru ataupun membuka usaha di lokasi yang baru melakukan grand opening. Grand opening atau pembukaan perdana adalah pengumuman bahwa sebuah bisnis baru telah resmi untuk dibuka secara umum dan dapat dinikmati oleh publik. Sementara itu, sebelum melakukan grand opening umumnya dilakukan soft opening terlebih dahulu. Adapun tujuan diadakannya soft opening untuk memperkenalkan bisnis kepada orang-orang tertentu dan mendapat masukan tentang bisnis yang akan dijalankan. Dalam bisnis restoran sangat perlu untuk dilakukan grand opening. Berikut beberapa manfaat melakukan grand opening untuk bisnis restoran: Mengenalkan konsep restoran Menarik pelanggan baru Menarik perhatian media Mendapat publikasi Memicu rasa penasaran Menjalin hubungan baik dengan bisnis lain Masih banyak lagi manfaat grand opening, namun utamanya adalah untuk meningkatkan awareness. Selain itu, melakukan grand opening juga tidak menjadi jaminan bahwa suatu bisnis akan berhasil. Akan tetapi, dengan diadakannya grand opening akan memberi peluang lebih kepada bisnis untuk berhasil. Grand opening dapat menjadi “batu loncatan” bagi restoran untuk menaikan traffic. Perlu ada kiat-kiat yang dilakukan supaya grand opening dapat sukses, sehingga akan mengundang ketertarikan konsumen untuk datang lagi. Berikut 4 tips yang bisa Anda terapkan untuk grand opening yang sukses:   Buat Grand Opening dalam Jangka Waktu Seminggu Panjangnya waktu grand opening akan memberi dampak yang lebih besar, membuat banyak orang disekitar lebih memiliki banyak waktu untuk mengunjungi grand opening Anda. Selain itu, dengan membuat grand opening yang lebih panjang juga dapat meningkatkan hype dan bisa memperkenalkan restoran dengan lebih menyeluruh. Anda dapat menggunakan tema yang berbeda setiap hari selama seminggu ataupun membuat sesuatu yang berbeda di setiap harinya.   Undang Komunitas Undang komunitas, terutama yang berada dekat dengan lokasi restoran (komunitas lokal). Karena, nantinya komunitas tersebut akan berpotensi menjadi pelanggan. Anda bisa mengundang secara langsung ataupun melalui sebaran brosur. Selain mengundang komunitas lokal, sebaiknya Anda juga mengundang bisnis di sekitar. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjalin hubungan baik dengan lingkungan dan mendapat citra yang positif.   Berikan “Perbedaan” Pada Grand Opening Grand opening adalah hari yang istimewa dalam sejarah restoran Anda. Pastikan terdapat sesuatu yang berbeda dalam grand opening Anda. Misalnya dengan mengadakan pertunjukan musik, DJ, atau membukanya dengan pentas tarian tradisional. Apapun itu, buat suatu perbedaan yang positif.   Tawarkan Insentif Gratis atau Diskon Ini merupakan hal yang lumrah dan seringkali dilakukan dalam grand opening. Dengan memberikan insentif seperti minuman gratis atau diskon yang menggiurkan dapat memberi dorongan pada pengunjung untuk mencoba berbagai macam menu yang ada.   Referensi Chron MarketingCraft RestaurantClicks ___________________________________________________________________________________________________________________________ ALERT! Baca artikel berkualitas lainnya dari KLIKFRANCHISE: All about franchising! Artikel terbaru! Aneka tips! Pengembangan bisnis!

Read More (13300 views)
Blog post
23 Agu'21

Prosedur Mendaftarkan Waralab…

Bila bisnis Anda memenuhi persyaratan untuk mendaftar STPW, maka bisnis Anda dapat melakukan pendaftaran STPW. Tanpa STPW, Anda DILARANG menawarkan dan/atau mengikat Perjanjian Waralaba di Indonesia. Regulasi waralaba memberikan wewenang pelaksanaan pengawasan waralaba secara nasional kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) dari Kementerian Perdagangan. Pendaftaran STPW dilakukan secara online melalui http://sipt.kemendag.go.id/, platform Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) milik PDN-Kemendag. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Mula-mula Anda mendaftarkan usaha Anda di portal Online Single Submission (OSS) https://oss.go.id/ untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Anda mendaftar pada portal http://sipt.kemendag.go.id/ dengan menekan “Daftar Hak Akses” yang dilanjutkan dengan pengisian data perusahaan secara umum, meliputi NIB, profil perusahaan, penanggung jawab perusahaan, dan koordinator SIPT. Setelah status pendaftaran diterima, Anda akan mendapat username dan password melalui email yang terdaftar untuk digunakan login pada portal tersebut. Anda kemudian memilih menu perizinan dan memilih izin “STPW (Pemberi Waralaba Dalam Negeri/Luar Negeri)” dan mengisi jenis perizinan “Baru.” Kemudian, Anda dapat melengkapi pop-up berisikan data yang dibutuhkan, meliputi data pemohon, data perusahaan, data pemilik/penanggung jawab, data tempat usaha, data jenis & merek usaha, dan data legalitas & persyaratan (Prospektus Penawaran Waralaba). Umumnya data yang perlu dimasukkan adalah informasi umum mengenai perusahaan yang sudah Anda miliki, dokumen tambahan yang perlu dimasukkan dalam pengajuan STPW ini adalah Prospektus Penawaran Waralaba. Ketentuan apa saja yang termuat dalam prospektus dapat Anda lihat di artikel "Kelengkapan Dokumen Prospektus Penawaran Waralaba". Setelah menyelesaikan prosedur pendaftaran STPW, maka Kemendag akan melakukan pemeriksaan dan apabila disetujui, STPW dapat Anda download pada portal OSS. 

Read More (2500 views)