Home

/

Blog

/

8 Sebab Utama Kegagalan Bisnis Franchise

8 Sebab Utama Kegagalan Bisnis Franchise

image 8 Sebab Utama Kegagalan Bisnis Franchise
Kegagalan utama franchise
 

Dirangkum dari franchisedirect.com, ada 8 sebab utama kegagalan bisnis franchise. Ada 4 faktor franchisor (1-4) dan 4 faktor franchisee (5-8).

*Saya menambahkan keterangan, versi saya sendiri.

  1. Training & support tidak memadai, entah karena kejar setoran agar bisa buka sebanyak-banyaknya, atau memang tim nya kurang kompeten, atau franchisor sedang melewati learning curve dan masa sulitnya.
  2. Bisnis dan franchise model yang relatif baru, belum teruji oleh waktu. Biasanya ini karena hype sesaat. Contoh ekstrimnya ais kepal milo.
  3. Pasarnya tidak cukup besar untuk mengimbangi biaya-biayanya. Ini kekeliruan yang klasik, dan menjadi faktor utama kegagalan mayoritas start-up yang dilanda gelombang PHK maupun gulung tikar saat ini. Menghasilkan produk adalah satu hal, menjual dan menghasilkan uang yang cukup dari produk itu adalah hal lain yang tidak kalah penting.
  4. Franchisor bubar, karena memang tidak memiliki komitmen jangka panjang pada bisnisnya, atau sebagai akibat dari kesulitan keuangan. Di Amerika sendiri ada beberapa franchisor yang menyatakan bangkrut karena terlalu banyak utang, tapi seringkali terselamatkan karena biasanya ada perusahaan lain yang mengambil-alih. Selain itu bisa juga franchisor sekedar mengurangi jumlah tim sehingga sistem support memburuk.
  5. Modal kerja pas-pasan, karena informasi franchisor yang banyak hidden cost, atau memang franchisee-nya yang memaksakan diri.
  6. Tidak realistis dalam menyusun proyeksi bisnis, karena menelan mentah-mentah semua target dan asumsi yang dipublikasikan franchisor (padahal ini untuk wilayah lain), atau membuat asumsi dan target yang terlalu optimistis dan tidak sesuai keadaan wilayah lokasinya.
  7. Tidak tunduk pada sistem franchisor. Ini biasanya bisa diminimalisir jika seleksi franchisee dan tim operasionalnya cukup ketat. Orang-orang yang super kreatif, dan sulit tunduk pada sistem yang baku, memang tidak cocok menjadi franchisee.
  8. Tidak fokus. Tidak sedikit franchisee yang menjadikan investasi franchise-nya sebagai bisnis kedua, sehingga kurang mendapat perhatian dan mudah dikelabui pegawainya (kehilangan barang maupun uang tunai). Di sisi lain adapula franchisee yang mengalihkan laba operasional (atau lbh parah lagi: omset) di bisnis franchise nya untuk bisnis lainnya yang sedang kesulitan arus kas. Akibatnya, bisnis franchise yang sebenarnya bagus jadi bermasalah juga.

Semoga bermanfaat!

Tags:

Share:

image writer

Utomo Njoto

Senior Franchise Consultant

FT Consulting

Email: utomo.ft@gmail.com

Popular Post

Loading...Loading...Loading...Loading...
kalkulator