Home

/

Blog

/

Franchisor, Antisipasi Risiko Ini!

Franchisor, Antisipasi Risiko Ini!

image Franchisor, Antisipasi Risiko Ini!

Waralaba (setidaknya skema mirip waralaba) sering dijadikan alternatif untuk pebisnis melakukan ekspansi. Skema waraba dipilih karena memungkinkan ekspansi dilakukan tanpa perlu modal yang besar. Hal ini karena seluruh biaya dan permodalan dalam suatu gerai ditanggung franchisee sepenuhnya. Selain itu, franchisee juga harus membayar biaya-biaya waralaba (franchise fees).

Sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi risiko bagi franchisor. Berikut kami ‘sajikan’ risiko-risiko yang perlu Anda antisipasi bila hendak menjadi franchisor:

1. Risiko Bisnis Ditiru

Risiko ini adalah risiko yang paling sering terjadi, di mana bisnis franchisor seringkali di copy. Entah itu oleh franchisee atau bukan, keterbukaan informasi yang disampaikan franchisor pada saat merekrut mitra untuk menjadikannya franchisee, merupakan salah satu potensi empuk bagi orang-orang (bahkan oleh yang bukan calon franchisee) untuk dapat memahami model bisnis Anda.

Tips dari Utomo Njoto: Untuk mengantisipasi hal ini, biasanya informasi terkait bisnis yang difranchise-kan diberikan bertahap, jadi tidak langsung diberikan terinci. Bila sudah menjadi franchisee, biasanya ada klausul non-kompetisi dalam Perjanjian Waralaba.

2. Risiko Pencurian Kekayaan Intelektual

Level lebih ekstrim dari risiko nomor 1 dan mungkin jarang terjadi, ada risiko pencurian kekayaan intelektual. Katakanlah Anda menemukan sebuah resep baru masakan, yaitu Ayam Goreng Bawang Bombai. Dari bisnis tersebut Anda memiliki beberapa franchisee yang kemudian salah satu darinya membuat bisnis lain tanpa sepengetahuan Anda, menggunakan nama kerabatnya.

Tips dari Utomo Njoto: Untuk mengantisipasi hal ini, selain melalui klausul non-kompetisi, biasanya ada klausul kerahasiaan dalam Perjanjian Waralaba. Tentu saja aturan hitam di atas putih ini harus disertai pula dengan strategi seleksi yang cermat. Tidak semua kandidat harus Anda setujui permohonannya untuk menjadi franchisee.

3. Risiko Menurunnya Mutu

Mutu tidak hanya berbicara mengenai kualitas produk, tetapi juga pelayanan. Mutu merupakan sesuatu yang penting dan menjadi identitas suatu merek waralaba. Misalnya konsumen memiliki pengalaman buruk di suatu gerai, maka konsumen tersebut akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menyamaratakan kualitas di semua gerai merek tersebut.

Biasanya jumlah franchisee yang terlalu banyak dan franchisor yang ‘belum siap’ adalah salah satu penyebab risiko ini terjadi.

Tips dari Utomo Njoto: Menurunnya mutu tidak dapat dihindari, tapi bisa dikelola. Anda harus mengelola menurunnya mutu ini jangan melewati batas yang bisa diterima oleh pelanggan. Kaum perfeksionis mungkin sulit menerima kenyataan ini, tapi percaya atau tidak, faktanya memang demikian. Itu sebabnya ada pebisnis yang tidak mau buka cabang, tidak mau melakukan franchising. Itu sah-sah saja, karena franchising adalah pilihan.

4. Risiko Menjadi Bisnis “Samudera Berdarah”

Risiko ini terjadi ketika merek Anda berhasil melakukan ekspansi di bidang yang sepi pemainnya. Kehadiran banyaknya gerai bisnis Anda akan memancing minat para pemain lainnya. Anda bersama para franchisee telah menunjukkan ukuran kue atau volume pasar yang semula kurang dilirik pemain lain.

Bidang bisnis Anda tiba-tiba menjadi sangat kompetitif dan beragam persaingan (harga dan non-harga) terjadi. Secara ekonomi, apabila bisnis telah masuk zona red ocean(samudera berdarah) dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, maka laba normal akan semakin sulit didapat. Contoh yang sedang trending saat ini adalah bisnis binatu, alias Laundry Kiloan, Laundry Coin, dan sejenisnya.

Tips dari Utomo Njoto: Menjadi yang red ocean juga sulit dihindari karena di luar kendali. Peran brand pun kadang sulit untuk diandalkan ketika nilai manfaatnya kurang terlihat. Hanya ada dua pilihan: (1) menjadi yang pertama atau tercepat dalam melakukan ekspansi dengan tetap memperhatikan tingkat laba yang dibutuhkan walaupun menjadi tipis, atau (2) melakukan inovasi yang memiliki nilai manfaat nyata yang relevan sehingga tidak terjebak di dalam samudera yang berdarah-darah itu.

Contoh-contoh di atas adalah beberapa risiko yang harus diantisipasi ketika bisnis Anda menjadi waralaba dengan baik. Para franchisor yang hanya berniat menjual unit bisnis (kios, gerobak) sebanyak-banyaknya tanpa peduli pada konsistensi mutu, citra kualitas, kinerja, dan survival para franchisee-nya mungkin tidak peduli juga dengan risiko-risiko tersebut.

Tags:

Share:

image writer

Muhammad Rizki Achirlita

Admin

PT Klikfranchise Ekosistem Waralaba

Email: muh.rizkiachirlita@gmail.com

Popular Post

Loading...Loading...Loading...Loading...
kalkulator