Nasib Franchisee Bila Franchisor Bangkrut
Bila anda membeli waralaba atau menjadi franchisee, tentu anda berharap merek ini akan membuat penjualan anda lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan merek anda sendiri.
Meski demikian, kadang terjadi hal-hal di luar harapan anda. Ketika salah satu franchisee melakukan kesalahan fatal, anda akan terkena getahnya. Direktur Operasional Restoran KFC Malaysia pernah membuat video permohonan maaf atas perilaku “food tampering” yang tidak terpuji dari para pegawainya di tahun 2011 yang lalu.
Selain risiko citra merek yang tercoreng, ada juga kejadian franchisor bubar. Nah, tentu kita perlu memahami bagaimana nasib anda sebagai franchisee dari merek franchisor tersebut.
Pengumuman kebangkrutan pada umumnya dikenal dalam 2 tahapan, yaitu Restrukturisasi atau PKPU (Penjadwalan Kembali Pembayaran Utang) dan Likuidasi. Di Amerika istilah restrukturisasi ini dikenal sebagai Chapter 11 dengna penekanan lebih pada Reorganisasi (bukan pada restrukturisasi dalam arti penjadwalan kembali pembayaran utang, meski mengandung aspek penjadwalan kembali pembayaran utang), sementara itu Likuidasi dikenal sebagai Chapter 7.
Chapter 11 dimaknai sebagai rencana Reorganisasi dengan harapan ada perbaikan dalam manajemen, ada upaya mengendalikan biaya-biaya atau pengeluaran menjadi lebih hemat dengan organisasi yang lebih ramping.
Menurut Investopedia, pada umumnya Perjanjian Waralaba tidak memberikan perlindungan khusus kepada franchisee ketika franchisor mengumumkan kebangkrutan dalam arti restrukturisasi. Franchisee tetap harus menjalankan bisnisnya dan membayar royalty seperti biasa. Meski demikian, ada lawyer yang beropini terbukanya peluang untuk melakukan negosiasi ulang besaran royalty ini hingga 50% nilai semula, mengingat nilai goodwill merek tersebut terganggu oleh pengumuman kebangkrutan oleh franchisor.
Yang mungkin berubah adalah iuran promosi bersama, karena bisa jadi kegiatan ini dihentikan oleh franchisor. Dengan demikian franchisee, atau para franchisee, perlu memikirkan cara-cara promosi untuk mempertahankan kinerja bisnisnya.
Dalam kasus kebangkrutan Chapter 7 alias Likuidasi, franchisee menjadi pihak korban yang bisa jadi memaksanya menggunakan merek baru dan membangun tim manajemen yang mandiri.
7-Eleven
Kisah legendaris mengenai bangkitnya kembali franchisor setelah Reorganisasi adalah kisah 7-Eleven. Pada bulan Oktober tahun 1990, Southland Corp. yang dikenal sebagai perusahaan induk dari 7-Eleven mengajukan “prepackaged” bankruptcy. Arti dari istilah ini menurut Investopedia adalah semacam rencana keuangan dan reorganisasi bilamana perusahaan ini mengajukan permohonan Reorganisasi yang dikenal sebagai Chapter 11 Bankruptcy di negara Paman Sam. Salah satu poin penting adalah menyerahkan 70% hak pengendalian perusahaan.
Southland berhasil melewati masa kritis kebangkrutan, melalui suntikan dana dari Seven-Eleven Japan (konon ini adalah Master Franchisee di Jepang) dan Ito-Yokado. Menurut informasi di Wikipedia, pada tahun 1999 Southland berganti nama menjadi 7-Eleven Inc. Pada tahun 2005 Seven-Eleven Japan mengambil alih seluruh saham 7-Eleven Inc.
Kesimpulan dari kisah ini, kepemilikan merek ini berpindah tangan ke pihak franchisee di Jepang melalui beberapa tahapan proses sekitar 15 tahun (1990-2005). Dalam kasus ini nasib franchisee mungkin tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Kenny Rogers Roasters
Merek Kenny Rogers Roasters yang juga sudah menghilang di Amerika ternyata masih banyak dijumpai di Malaysia. Berikut ini kisahnya yang agak mirip dengan kisah 7-Eleven.
Pada tahun 1998 perusahaan yang berdiri pada tahun 1991 ini mengumumkan kebangkrutan (kemungkinan Chapter 11) dan dibeli oleh Nathan’s Famous. Pada tahun 2008 Nathan’s Famous menjual Kenny Rogers Roasters kepada franchisee di Malaysia, yaitu Berjaya Group.
Pioneer Chicken
Tidak banyak yang ingat bahwa Pioneer Chicken pernah ada di Indonesia. Sejatinya CFC yang dikenal sebagai California Fried Chicken itu pernah menjadi franchisee dari merek Pioneer Chicken. Hal ini tercermin dari nama perusahannya PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Konon merek Pioneer Chicken melakukan pengumuman kebangkrutan dua kali, namun upaya kedua kalinya tidak terlalu berhasil. Dibeli oleh merek Popeyes Chicken, merek ini hilang dari bumi Amerika Serikat namun sempat bertahan beberapa tahun di negara Indonesia sebelum berganti nama menjadi CFC. Ini terlihat dari beberapa jejak digital dan blog yang menorehkan komentar keberadaan merek ini di Indonesia.