Memiliki SOP atau Pedoman Operasional saja tidak cukup untuk menjaga kualitas produk dan layanan bisnis kita. Bila Anda merasa sudah memiliki SOP yang baik, namun kondisi di lapangan seringkali tidak konsisten, maka kita perlu memeriksa kekurangannya ada di mana.   Pedoman Operasional Pedoman Operasional biasanya berisi informasi mengenai Who does What, How & Why (siapa melakukan apa, bagaimana caranya, dan mengapa harus dilakukan dengan cara seperti itu). Tentu saja dalam How itu bisa muncul unsur Where dan/atau When (di mana dilakukannya, dan/atau kapan harus dilakukan).   Seleksi Sumber Daya Manusia Pedoman Operasional yang sudah disusun dengan sangat baik akan mandul bila seleksi Sumber Daya Manusia dilakukan asal-asalan. Seleksi SDM sangat memengaruhi hasil dari program pelatihan suatu perusahaan. Kualitas SDM yang buruk tentu menyulitkan proses pelatihan, sekaligus mengakibatkan output hasil pelatihannya tidak maksimal.   Pelatihan SDM Seleksi yang sudah dilakukan dengan baik harus ditindaklanjuti dengan program pelatihan yang baik dan benar. Kinerja yang baik, kualitas produk dan layanan yang baik, sangat ditentukan oleh kombinasi antara seleksi dan pelatihan SDM.   Supervisi Bagian terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah mekanisme dan pelaksanaan supervisi atau pengawasan yang konsisten. Dalam melaksanakan supervisi, biasanya dilakukan audit terhadap seluruh aspek operasional: kebersihan, pelayanan, kualitas produk, dan sebagainya. SOP dan tugas melakukan stock take atau stock opname misalnya, perlu diperiksa ulang secara random untuk memastikan pelaksanaannya sudah dilakukan dengan benar oleh staff di outlet. Beberapa bisnis menerapkan mystery shopper, yaitu mengirim pembeli yang ditugaskan untuk melakukan penilaian tanpa sepengetahuan tim atau staff di outlet. Jadi, SOP saja tidak cukup. Untuk menghasilkan kinerja yang konsisten dan maksimal, kita membutuhkan satu paket lengkap yaitu, SOP, Seleksi SDM, Pelatihan SDM, dan Supervisi.