Jenis Lokasi Usaha
Berikut ini beberapa jenis lokasi usaha yang perlu Anda pahami karakteristiknya.
1. Non-Tradisional
Lokasi yang masuk kelompok non-tradisional antara lain lokasi-lokasi khusus dengan keramaian yang khas seperti bandar udara (bandara), stasiun kereta api, pelabuhan, kampus, dan tempat-tempat wisata seperti Ancol, Taman Safari, dan sebagainya.
Karakteristik lokasi ini adalah captive market dari lokasi tersebut. Biasanya biaya sewa tempat-tempat ini relatif tinggi, tapi harga jual produk kita di sana bisa lebih tinggi pula daripada lokasi lainnya. Karena pasarnya captive dan yang melewati area tersebut pasti banyak, maka biasanya tidak dibutuhkan biaya tinggi untuk beriklan di media massa.
Kalaupun omset tidak cukup untuk menutupi biaya operasional, kadang “rugi tipis” di lokasi-lokasi “high traffic” ini dianggap sebagai biaya beriklan. Di tempat-tempat seperti ini akan diperoleh paparan untuk meningkatkan awareness terhadap produk dan merek yang dijual. Tentu saja perlu diperhatikan apakah profil orang yang lalu lalang cocok dengan profil target market Anda.
2. Pusat Kota
Yang dimaksud dengan lokasi Pusat Kota adalah lokasi di pusat keramaian kota. Biasanya ada banyak ruko yang berderet di sepanjang jalan tersebut, dan ini bisa berarti kompleks ruko pula. Contohnya adalah deretan ruko (di Jakarta) di sepanjang jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Sawah Besar, Mangga Besar, atau Kompleks Ruko ITC Roxy, Kompleks Ruko Puri Niaga, dan sebagainya.
Lokasi Pusat Kota juga menjanjikan high visibility (tingkat keterlihatan yang sangat tinggi) dari orang-orang dan kendaraan yang melintas (bila ruko Anda menghadap jalan raya). Lokasi yang menghadap ke jalan raya ini tentu lebih mahal harga sewa atau harga beli propertinya. Kendala dari lokasi ini adalah area parkir yang terbatas. Pelanggan tak jarang mengalami kesulitan mencari tempat parkir untuk kendaraannya.
Untuk lokasi di dalam Kompleks Ruko, bila lokasi Anda tidak menghadap ke jalan raya maka yang akan menjadi tantangan adalah visibility (keterlihatan) ruko gerai Anda. Anda harus mencantumkan peta atau denah lokasi bila Anda hendak mendistribusikan brosur promosi.
3. Strip Centre
Sedikit berbeda dengan kompleks ruko yang dimaksud di atas, strip centre adalah deretan ruko yang berada dalam suatu kompleks (bukan di dalam mal) yang memiliki anchor tenant seperti Carrefour (contoh di sekitar ITC BSD dan Grand ITC Permata Hijau) di gedung utamanya. Gedung utama ini bisa berupa mal atau plaza, atau sekedar gedung anchor tenant tersebut.
Memiliki bisnis di lokasi Strip Centre ini kadang tidak dapat bergantung sepenuhnya pada anchor tenant, terutama bila titik lokasinya tidak terlalu dekat dengan pintu masuk dan keluar dari anchor tenant. Jadi bila merasa membutuhkan traffic dari anchor tenant, maka carilah lokasi yang dekat atau dilalui oleh orang-orang yang menuju lokasi anchor tenant tersebut.
4. Mall & Trade Centre
Yang dimaksud dengan mall adalah bangunan yang tidak dijual kepada penghuni atau tenant. Para tenant pada umumnya menyewa kepada pemilik atau manajemen gedung. Sebaliknya, trade centre biasanya dijual kepada penghuninya. Itu sebabnya, perawatan mall biasanya lebih berkelas dibandingkan dengan trade centre. Bangunan yang lebih kecil dari mal, tapi statusnya juga sewa, biasanya disebut plaza. Meski demikian adapula bangunan sekelas mal yang disebut plaza.
Keuntungan dari berada di mall tentu saja parkir yang luas. Ketika cuaca hujan maka mal dengan fasilitas parkir di basement biasanya menjadi pilihan yang disukai karena akses dari parkir menuju mal yang nyaman di kala hujan.
Berada di dalam mall biasanya memiliki konsekuensi tidak boleh tutup di hari Minggu maupun hari libur nasional. Renovasi di mal biasanya dilakukan di malam hari, sehingga biayanya lebih tinggi karena ongkos pekerjanya lebih mahal.
Terkait biaya opeasional, ada mal yang relatif murah biaya service charge-nya, tapi kemudian mahal di biaya gas (LPG/LNG), atau di biaya listrik dan airnya. Jadi ketika survey harus mengumpulkan data selengkap-lengkapnnya.
5. Stand-Alone
Suatu gerai disebut stand-alone bila berdiri sendiri, tidak berada di kompleks ruko atau deretan ruko yang memberi kesempatan “pelanggan tetangga” untuk tahu dan mampir ke tempat Anda, serta tidak berada di lokasi “tempat umum” yang memberikan captive market seperti bandara, stasiun dan kampus.
Tentu saja gerai stand-alone ini memiliki tantangan besar, yaitu harus bisa mendatangkan pelanggan tanpa bergantung pada pihak-pihak lain. Contoh stand alone yang cukup sering kita jumpai adalah gerai McD, KFC, Pizza Hut, Dunkin Donuts, Boncafe, Bon Ami, dan ayam goreng Richeese Factory.
Related Articles
Seleksi Lokasi Resto
Checklist Pertimbangan Lokasi