Jangka Waktu Balik Modal (“BEP”)
Jangka waktu balik modal memiliki banyak istilah yang berpotensi menimbulkan kebingungan. Ada yang menggunakan istilah ROI, tapi akhir-akhir ini lebih sering terdengar istilah BEP (Break Even Point) ketika seseorang membicarakan “jangka waktu balik modal”.
“BEP nya berapa lama?” begitulah pertanyaan yang sering dilontarkan kepada franchisor atau pihak yang menawarkan kerja sama kemitraan.
Saya pribadi lebih suka menggunakan istilah “payback period”, yang sebenarnya mengacu pada berapa lama akumulasi laba usaha mencapai jumlah yang sama dengan seluruh modal yang dikeluarkan di awal usaha.
Jadi kalau dengan ilustrasi sederhana, misal gambarannya adalah sebagai berikut:
Mengapa ada koreksi sewa di muka?, Karena biasanya biaya sewa dimunculkan di biaya operasional, sehingga bila tidak dilakukan koreksi, maka terjadi duplikasi pembebanan biaya sewa, yaitu di tahun 0 (ketika memulai usaha) dan di biaya operasionalnya. Dalam contoh ilustrasi tersebut, biaya sewa diasumsikan naik menjadi Rp60 juta per tahun, sehingga yang harus dikeluarkan di tahun ke-3 untuk membayar sewa tahun ke-4 hingga ke-6 adalah Rp180 juta.
Menyimak ilustrasi tersebut, tampak bahwa payback period ada di tahun ke-3.
Untuk menyederhanakan perhitungan, biasanya yang diperhitungkan adalah pencatatan Laba Rugi Tahunan (atau Bulanan) dari kinerja rata-rata outlet bisnis tersebut. Kalkulator Franchise yang tersedia di KlikFranchise menggunakan perhitungan yang disederhanakan.
Ilustrasi yang disederhanakan ini akan menjadi sebagai berikut:
Meski hasil perhitungan payback nya adalah 2,35 tahun alias di tahun ketiga, hasil perhitungan ini tentu berbeda dengan perhitungan sebelum disederhanakan.
Catatan: Perhitungan payback period disarankan untuk memasukkan seluruh kebutuhan belanja modal (aset) dan biaya-biaya awal seperti perizinan, rekrut dan latih SDM, hingga biaya promosi launching. Bila ada pengeluaran belanja modal lagi di tengah perjalanan usaha, maka perhitungan “Payback Period by EBITDA” ini menjadi kurang relevan. Sebaiknya semua aset yang akan dibutuhkan sudah dimasukkan ke dalam belanja modal sejak awal.
Related Articles
Total Kebutuhan Modal Usaha
Biaya Modal Kerja
Biaya Operasional, Apa Saja?
Menghitung HPP atau COGS